Kopi & Memori

Selesai sudah tugas yang harus ku kerjakan malam ini. Sepertinya boleh saja tidur segera, namun kopi pekat yang baru saja ku seduh awal malam tadi, tampaknya mengajak ku untuk tetap terjaga

Ingin menulis sesuatu yang berat atau berisi, nampaknya belum cukup daya. Akhirnya sisa malam ini, kuhabiskan untuk membuka tulisan tulisan lama di blog lama

Tulisan lama yang penuh memori, tentang rasa, pikir, imaji, cinta, cita harap juga doa.

Ah rupanya ada untungnya juga merekam peristiwa dalam sebuah tulisan. Kita bisa melihat diri kita (lagi) seperti apa dimasa lalu. Seperti berkenalan (lagi) dengan diri sendiri.

Serunya ada tulisan tulisan yang membuat kita tersenyum senyum sendiri, mengingat peristiwa saat itu, yang saat ini sudah berupa memori. Yeaahh a bitter sweet of life

Semakin malam, memori saya melayang layang atas berbagai kisah yang terjadi, bukan hanya tentang cinta sehaja. Namun tentang keseluruhan perjalanan hidup yang seringkali tidak kita bisa sangka dan kadang terjadi tanpa rencana

Ah kopi tadi terlalu pekat rupanya

I dont know what the future bring, and also how it goes … Kita akan berencana namun selalu ada kejutan di depan sana.

“Bersiaplah dengan skenario-Nya…” Begitu katanya

Baiklah, biarkan saja memori ini menjelajah sekehendaknya, biar secangkir kopi ini yang menemani

Lalu ini yang tetiba menghampiri kopi dan memori malam ini. Apakah ini sebuah pertanda, ataukah hanya kebetulan saja. Bisa saja … 🙂



Advertisement

Memperjuangkan C I N T A

Suatu waktu

Pernahkah kau mau untuk memperjuangkan cinta

Memperjuangkannya lebih jauh dari sekedar ranah rasa

Memperjuangkannya lebih dalam dari sekedar ranah suka

Memperjuangkannya lebih tinggi dari sekedar rasa cinta

 

Suatu Waktu

Pernahkah kau memperjuangkan lebih dari tentang mu

Memperjuangkannya lebih dari tentang dia

Memperjuangkannya diantara gelombang rasa yang

Kadang sehasta, kadang sedepa

 

Suatu Waktu

Pernahkah kah kamu meminta pada-Nya untuk mengutuhkan rasa

Memperjuangkannya Sekaligus Memasrahkannya

Menundukannya kepada Ia Sang Maha Cinta

 

Suatu Waktu

Kemudian, kau ingin pejamkan saja matamu

Memperjuangkannya diantara doa doa mu

Lalu

Menundukannya kepada Ia Sang Maha Tau

 

Suatu Waktu

Hingga mungkin usia tak mewakilinya

Aku hanya ingin kau tau

Ada kau di lubuk terdalamku

 

 

 

 

 

 

 

Mencintaimu Hingga Ke Syurga

Aku ingin mencintaimu hingga ke syurga,

Tidak berjangka hingga dunia

Tak berbatas usia dalam hitungan angka

Aku ingin mencintaimu hingga ke syurga

Yang kelak tak akan ada jeda di antara kita

Saat kita bertemu dengan Nya

Aku ingin mencintaimu hingga ke syurga

Maka kini, ku sujudkan saja apa yang aku rasa

Ia yang lebih mengerti segalanya

Aku ingin mencintaimu hingga ke syurga

Padanya kita meminta semacam pertanda

Untuk kita, karena

Aku ingin mencintaimu hingga ke syurga

 

 

 

Konversi Cinta Dalam Doa

Pernah kah kau mengkonversikan cinta dalam doa ? saat kau teringatnya kau mendoakannya, saat kau tetiba merindunya kau sampaikan dalam simpul simpul doa, tak usah memberitahunya, cukup berdoa saja

Dan dalam semalam ini lah aku bisa berbicara pada Mu, kepada sesatunya yang mengerti sungguh dalam rasa hatiku. Kau yang menggengamnya dan Kau yang melepaskannya.

Ku tau KAU tau, kali ini aku ingin mencintanya dengan cara yang berbeda, dalam gelombang yang tak sama.

Bila ini cinta, aku ingin menghargainya. Bila ini cinta, aku akan memaknainya. Bila ini rasa aku akan meragainya. Bila ini rasa yang tak mampu lagi terucap, aku akan mengkonversinya dalam doa. Bila ini rindu aku akan mengakuinya kemudian melepaskannya. Bila ini ketentuan aku akan menerimanya.

Ku tau KAU tau, kali ini aku ingin mencintanya dengan cara yang KAU suka. Itu saja

Taken From My Older Blog : https://angkasa13.wordpress.com