Masih Ditanya : ” Kapan Nikah ? “

Hey …Hello Apa Kabar ?

Sudah menghabiskan liburan dengan baik dan benar ? hhaa…

Katanya besok sudah masuk kerja lagi ya ? Kalau saya bebas, ga ada jam kantor, tapi kurang lebih merasakan juga aura sekitar yang sebagian masih merasa malas untuk kembali ke meja kerja, dan sebagian sudah kesal katanya diam di rumah saja …

Kamu gimana ? bersenang senangkah di liburan dan lebaran ini ? menikmati susana bersama sama keluarga dan udara desa. Atau banyak “bersembunyi” di balik meja karena harus berhadapan dengan pertanyaan klasik sepanjang masa ;

“Kapan Nikah?”

Tentunya pertanyaan ini berlaku bagi mereka yang menikah, – saya termasuk di dalam nya-. Pertanyaan yang banyak diresahi oleh banyak para single sepertinya. Sebenarnya resahnya  bukan karena apa jawaban atas pertanyaan itu, namun resah akan beribu rasa di balik pertanyaan itu. Benar ?

Karena pertanyaan itu bukan sekedar KAPAN, yang bisa kita jawab dengan ukuran waktu. Misalnya besok, lusa, bulan depan, tanggal sekian, dsb. Namun dibalik pertanyaan “Kapan Nikah” itu biasanya atau sebenarnya mengandung pertanyaan pertanyaan lain, yang si penanya tidak langsung bisa ungkapkan, seperti ” Kamu kok ga nikah nikah sih, sadar usia dong …..”” Nyari yang gimana sih …..”” ihh kamu ga nikah nikah, ga ada yang mau yaa…” dan lain sebagainya…

Kadang pertanyan KAPAN NIKAH adalah pertanyaan basa basi untuk membuka sebuah pembicaraan dengan seorang yang masih sendiri. Yang sepertinya semacam password yang asik untuk membuka pembicaraan (Asik bagi penanya, tak asik bagi yang di beri pertanyaan) …hhaaa

Well … sudah berulang lebaran saya mendapatkan pertanyaan pertanyaan ini. Ada masa di mana pertanyaan ini begitu deras bertubi tubi keluar dari banyak orang, dan ada masa saya begitu terluka mendengarnya, seringkali menghindar, dan begitu kesal kepada mereka yang bertanya …

Ada masa pertanyaan itu meninggalkan luka yang tidak sederhana, apalagi apabila apabila orang orang tertentu yang menanyakannya dengan nada tertentu, dengan ekspresi tertentu …

Namun, ada masa pula, dimana orang orang sudah tidak banyak bertanya tentang KAPAN NIKAH, lebih pada mendoakan dengan do’a yang mendalam. Mungkin mereka sudah mulai lebih bijak untuk tidak bertanya pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban. Karena bila saat nya sudah tiba, mereka akan tahu segera…

Atau mungkin, kita pula yang sudah lebih ikhlas menerima. Menerima bahwa kita belum ditakdirkan bertemu dengan dia, sang sahabat jiwa. Kita yang lebih bijak menghadapi nyata yang ada.

Selama kita tahu, ini bukan tanpa usaha, atau memilih untuk hidup menua bersendiri. Tapi ini semua hanya tentang waktu, waktu ketika DIA berkata : ” Ini waktunya, dan Dia Orangnya “

Jadi, semakin menerima kita atas diri kita. Semakin mudah kita menghadapi segala tanya…

 

Fn : Do’a kan semoga tak lama lagi, Allah mempertemukan saya dengan Dia, pasangan jiwa yang akan menjadi sahabat jiwa hingga syurga, Aamiin ….

Advertisement