Mengapa Takut Menua

Pagi ini saya saya mandi dan siap siap bekerja, merapihkan diri di depan kaca, kemudian tanpa sengaja, pandangan saya tertuju pada ujung mata, pada garis garis halus yang kadang terlihat jelas kadang samar, hati saya berbisik   “ahh, mulai ada kerutan …” .

Tak henti disitu, jari jari ini  mencari cari lagi sudut lain lebih seksama, ahh rupanya ada beberapa titik hitam di wajah, tipis memang, namun bila dilihat lebih dekat itu ada.  “Ah bintik hitam, saya akan terlihat tua “ si hati tiba tiba berteriak dalam hati.

Kemudian terjadi dialog dalam hati : “ Duhh, cream anti aging yang bagus apa yaa …” tiba tiba hati ini merasa panik, hanya karena melihat garis halus dan titik titik hitam di wajah.

 


 

Otak saya kemudian sibuk mengingat ingat krim anti aging, yang kata iklan bisa membuat 5 -10 tahun  lebih muda, lebih segar, dan menjadi lebih percaya diri.

Saat fikiran  sibuk memilih mana krim anti aging yang paling baik, tetiba suara lain dalam hati dia “ Kenapa begitu takut menua, mengapa sebegitunya, mengapa begitu  resah dengan hal permukaan itu ” kata sang suara hati

Ya ini kan untuk perawatan, perempuan itu butuh perawatan, tak salah kan ingin terlihat lebih muda ” begitu kata suara hati yang lain

Entahlah, semacam kau terlalu berlebihan. Mengapa kau begitu takut terlihat tua ? ” lanjutnya lagi


 

Kemudian dialog dalam hati itu terus berlanjut dalam hati dan fikiran saya, ya kenapa kita begitu takut terlihat tua -mungkin banyak kaum hawa juga yang merasakannya – , padahal menua adalah sebuah proses alami, sebuah hukum Tuhan, sebuah siklus waktu yang setiap manusia jalani, mau tidak mau, suka tidak suka. Dengan segala konsukensi fisik dan psikisnya.

Menua raga, menua usia, kadang menjadi kekhawatiran, ketakutan, dan keadaan yang kita hindari atau ingin kita samarkan. Seakan muda adalah segalanya, seakan muda atau terlihat muda adalah sebuah keharusan, dan kesenangan tersendiri.

Menua kadang kita sikapi hanya dengan mencari penyamarannya, dengan berbagai cara, dengan berbagai usaha, dari yang wajar, dengan menyamarkan penampilan, menyamarkan garis dan kerutan, hingga ada yang melakukannya dengan cara yang berlebihan, oprasi, seolah menjadi terlihat tua adalah sebuah cela atau kesalahan.

Padahal mungkin garis dan kerutan itu adalah semacam peringatan, peringatan akan tahun tahun hidup yang telah kita habiskan, tentang waktu yang telah kita pergunakan, tentang apa yang telah kita lakukan, tentang apa yang belum kita lakukan, tentang kesempatan yang tersisa.

Ahh.. akhirnya saya terdiam sebentar, mencoba untuk menyelami lebih dalam, mencari tau apa yang saya inginkan sebenarnya, apa yang di niatkan sesungguhnya. Akhirnya saya belajar untuk berusaha “meluruskan”sebuah niat, bahwa apa yang dikenakan, apa yg di pakai, bukan tentang menentang sebuah proses alami, hukum Tuhan, bukan tentang ingin terlihat selalu muda, bukan hanya sekedar ingin terlihat oleh orang lain, namun semoga selalu di beri kekuatan dalam menyadari bahwa hal itu dilakukan sebagai bagian dari mensyukuri apa yang Ia titipkan kepada kita, anugrah jiwa dan raga.

Semoga ….

 

 

 

 

Advertisement

One thought on “Mengapa Takut Menua

  1. rayamakyus says:

    suka banget paragraf terakhirnya 😉
    setujuuu teh Riska, kita ga bisa menangkal hukum alam. Biar botox tiap hari juga ttp ajah akan kelihatan hukum alamnya 😀

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s