The Power Of Language [ Resensi Buku ]

Salah satu buku yang saya beli beberapa bulan lalu adalah buku “The Power Of Language” buku terjemahan dari Korea yang ditulis oleh Shin Do Hyun & Yoon Na Ru

Seperti biasa, kalau lagi hunting buku, saya banyaknya mengandalkan feeling, untuk beli buku yang saya butuhkan dan bakal jadi vitamin bagi jiwa

Seperti buku yang satu ini ; “The Power Of Language” saya tertarik pertama kali oleh cover dan warnanya yang cukup sederhana. Lalu saya lihat daftar isi, dan beberapa halaman secara acak. Bila ada tiga atau paragraf yang saya rasa “kena” saya biasanya tidak lagu langsung meminangnya ….#tsahh

Nah sekarang kita ke review nya yaa, let’s go !

” More then i expected “ tampaknya ini kalimat yang tepat untuk buku ini, tampak ringan namun buku ini cukup dalam di setiap bab bahkan di setiap pembahasannya

Buku ini bukan tentang tips berbahasa, tata cara, tekhnik, atau teori teori berbahasa. Namun lebih dalam membahas tentang nilai nalai dasar berbahasa, yang diambil dari pemikiran para filusuf klasik baik dari timur atau barat, yang kemudian penulis ramu dalam kajian keseharian

Malahan, buku ini bukan tentang nilai nilai dasar berbahasa, namun tentang nilai nilai dalam berkomunikasi, bagaimana menyimak dengan bijak, bagaimana memahami dan menghargai orang lain.

Selain itu buku ini mengajak untuk faham bagaimana menggali rasa, menggali makna, mengajak berfikir tentunya dengan menggunakan kekuatan dan kebijakan dalam berbahasa.

Sekali lagi buku ini bukan buku teknik berbahasa, namun buku tentang bagaimana berbahasa yang bijak, berdasar pada nilai yang luhur, niat yang baik, penerapan yang tepat, akan bisa merubah diri kita, orang lain, bahkan dunia

Tentang Penulisnya ….

Sebelumnya saya tidak tahu tentang mereka berdua. Rupanya Shin Do Hyun rupanya seorang aktris Korea yang masih muda. Dan juga ternyata buku ini sangat direkomendasikan dan ikut di promokan oleh BTS. (Duhhh saya juga tau bahwa begitu BTS terkenal …hhhaa)

Tapi memang salute sih, seorang aktris Korea yang masih muda ini, bisa menulis buku yan berkualitas dan dalam seperti ini. Pun tidak salah saat BTS ikut merekomendasikan buku ini, karena sangat bergizi

Advertisement

Mukaddimah – Buku Bacaan Para Tokoh Dunia

Saya lagi nyici baca buku nya IBNU KHALDUN yang judulnya MUQADDIMAH. Buku yang super tebal. Buku yang konon katanya banyak jadi rujukan para filusuf, politisi, sosiolog, pakar ekonomi, ilmuan dan cendikiwan di berbagai negara . Bahkan konon katanya, buku ini adalah salah satu buku “MUST READ BOOK” nya seorang MARK ZUCKERBERG adalah buku MUQADDIMAH ini.

Sudah lama sih, nyari buku ini. Akhirnya seorang teman memberikan pinjaman secara sukarela buku ini. Dengan rencana, next saya mau beli sendiri buku ini. Sebenernya saya belum khatam dengan buku ini, saya masih membaca bagian bagian yang saya anggap menarik, saya butuhkan, dan ingin mengetahui lebih dalam pemikiran tentang topik tersebut dari seorang IBNU KHALDUN.

Beberapa bagian yang sudah saya baca, diantaranya adalah pemikiran beliau tentang pendidikan, tentang akhlaq, tentang metode penerapan ilmu pengetahuan, dan beberapa kajian beliau tentang sejarah kaum Arab.

Kesan saya di interaksi awal saya dengan buku ini adalah, bahwa IBNU KHALDUN adalah seorang yang sangat cerdas, berani, mendalam. Lahir di abad ke 13 masehi, namun pemikiran nya sangat mendalam sekaligus visioner. Buah fikir nya yang berwujud buku ini, ternyata masih menjadi buku yang banyak di baca oleh banyak orang hingga saat ini, setelah 7 abad berlalu. Pemikiran nya masih sangat adaptable dipakai saat ini. Bahkan mungkin beberapa puluh tahun kedapan, buku ini masih sangat recommended buat dibaca.

Saya jadi banyak membayangkan, di masa itu. Di masa yang mungkin ilmu pengetahuan belum berkembang seperti sekarang, masa di mana literatur masih sangat terbatas, kemudahan akses informasi masih manual, namun mampu terlahir para pemikir yang luar biasa, yang karya karya nya masih bisa mempengaruhi dunia berabad abad kemudian.

Beberapa kali dalam tulisan di beberapa bab nya, ia selalu mengembalikan dan merajuk banyak hal kepada Al Qur’an dan Al Hadist. Berbagai tulisan nya banyak berawal dari perenungan mendalam atas fenomena yang ia lihat saat itu, dan pandangan dia akan dunia masa depan.

Akhirnya, saya tahu. Saya akan sangat jatuh cinta dengan buku ini, dan siap mendengar, berialog dengan pendahulu yang hidup berabad abad lalu ini …

#BacalahDenganNamaTuhanmu

#BacalahAgarDirimuTaqwa

Creative Selling Every Day [ Books Review ]

Books Review Lagi Ah …. Hhhe…. ( Jangan bosen bosen yaaa…..)

dc46c770-01f0-453f-a985-df7ebdd660be

Akhirnya done baca buku ini. Latar belakang baca buku ini sebenarnya sedang sedikit “down” dengan penjualan yang hasilnya belum sesuai dengan harapan, padahal sudah merasa bekerja keras. Akhirnya sejenak berhenti, dan mengevaluasi diri, sepertinya ada yang harus diperbaiki dalam pola berfikir, juga menyegarkan diri dengan ilmu.

Buku ini bukan buku teknis bagaimana tentang menjual atau sejenisnya. Namun buku bagaimana memperbaiki hal hal non tekhnis yang seringkali kita abaikan ketika melakukan penjualan. Karena seringkali kita hanya berfokus kepada hal hal yang bersifat tekhnis, namun hal yang bersfat non tekhnis sering kita lupakan, dan menganggap itu hal yang kurang penting.
.
Hal non tekhnis itu seperti apa? Contohnya adalah mengenai apa tujuan kita dalam melakukan penjualan, apakah sebatas mendapatkan rupiah semata? Karena bila motivasi nya tidak dalam maka kita akan mudah patah. Kemudian tentang bagaimana kita melihat klient atau konsumen kita. Apakah kita melihat mereka sebagai “objek” produk kita semata, atau ada misi yang lebih dalam dari hanya sekedar sebuah peristiwa transaksi.

Buku ini juga membahas bagaimana kita melakukan penjualan dari alam bawah sadar kita, bagaimana berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan dengan klient klient kita melalui alam bawah sadar kita. Karena nyatanya, proses penjualan terjadi seringkali di pengaruhi dari apa yg terjadi di alam bawah sadar kita.

Mari kita bahas lebih dalam …

Go First 

Dalam buku ini  membahas tentang pentingnya GO FIRST. Maksudnya GO FIRST disini adalah tentang bagaimana kita memulai segalanya dari kita sendiri. Sebelum GO OUTSIDE atau GO SELLING, sangat penting bagi kita untuk “membereskan diri” kita terlebih dahulu, membereskan apa dulu apa yang ada di benak kita, yang kadang tidak kita sadari sangat bisa mempengaruhi proses penjualan kita.

Salah satunya adalah mengenai TUJUAN. Apakah tujuan kita, apakah jualan hanya untuk menambah pundi pundi rupiah agar bisa membayar kewajiban, tagihan, dan memenuhi keinginan keinginan kita ? Karena bila motivasi nya hanya sebatas ini, maka kita akan lebih mudah frustasi, down, dan hilang arah ketika apa yang kita inginkan di atas tidak terwujud.

Nah dibuku ini kita diajak untuk memikirkan lebih dalam mengenai kenapa kita harus melakukan penjualan, bukan tentang nominal, tapi jauh bermakna di balik itu …

SELLING IS …

Sekarang tentang penjualan, jadi sebenarnya selling  bukan hanya tentang ELO JUAL – GUE BELI. Selling lebih dalam dari itu, selling adalah sebuah proses, proses apa ? diantaranya adalah …

Selling Is The Art Of Communication

Bila saat ini kita masih banyak merasakan banyak kegagalan dalam menjual, bisa jadi karena kita masih lemah dalam berkomunikasi,  kita masih lemah dalam bagaimana menyampaikan gagasan kita, menyampaikan keunggulan produk atau jasa kita. Atau kita masih lemah dalam bagaimana menarik perhatian, dan masih lemah dalam bagaimana kita membangun kedekatan dengan calon pembeli/klient kita.

Atau barangali kita gagal mendengarkan, mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan klient kita, malah kita sibuk “menjejali” mereka dengan informasi keunggulan produk produk kita, merasa mereka harus tahu semua itu, dan kita gagal membangun kedekatan emosional dengan mereka, padahal kedekatan emosional dan kenyamanan adalah hal yang sangat penting

Bener juga sih, kalau niatnya ketika bertemu dengan seseorang hanya motivasi penjualan, maka ketika dia ga mau beli, ya udah bhay …. !! Tapi kalau niatnya adalah menjalin silaturahmi, persaudaraan, maka beli atau tidak beli maka akan banyak kebaikan yang terlahir lebih dari sekedar penjualan yang berupa rupiah …

Balik lagi, Selling Is The Art Of Communication … Jadi ilmu bagaimana cara berkomunikasi menjadi sangat penting. Tentang bagaimana membuat orang nyaman terhadap kita, dan kita pun sebaliknya. Bagaimana bisa membuat pembicaraan yang mengalir dan menyenangkan, bagaimana komunikasi yang bisa membangun kedekatan dan kepercayaan.

MIND SET …

Ini nih berbagai list yang perlu selalu kita perbaiki, saat sesuatu masih belum sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mungkin ada yang salah dengan cara kita berfikir, cara kita berperasaan, cara kita berkehendak, cara kita berbicara, cara kita bersikap, dan cara kita bertindak.

Dan ini harus kita breakdown satu satu, karena ketika kita masih belum jelas men set-up diri kita sendiri, tujuan kita, mengetahui kekurangan dan kelebihan kita, membuat diri kita nyaman dengan diri kita sendiri, mengkonsep jualan kita, malas untuk belajar dan mengexplorasi, belajar berkomunikasi, maka sehebat apapun cara cara tekhnis jualan kita, maka hasilnya akan sulit untuk sesuai dengan harapan yang ingin kita capai



Over all buku ini recommended buat mereka yang ada di bidang penjualan, baik barang atau jasa. Tapi sepertinya buat setiap orang juga sih… Karena basically setiap orang adalah penjual bukan ?

Segitu dulu yaaaa…

Happy Reading 🙂

Book Insight | The Subtle Art Of Not Giving F*** (Mark Manson)

Ini buku yang lagi nge hits katanya…

Pas awal ketemu buku ini, ga tau bahwa buku ini lagi ngehits. Saya tertarik dengan buku ini pertama kali, karena melihat warna nya yang sangat “eye catching”  kemudian berlanjut kepada judulnya yang sungguh tidak biasa …

Iseng baca beberapa halaman awal, dan ga nyangka buku ini membuat saya ketawa ketawa sendiri, karena kalimat dalam buku ini yang kocak, satir, menampar, menusuk jleb,  tanpa basa basi. Dan kemudian dalam hati berkata : ” iya bener banget…!!”

Kemudian memutuskan untuk mendahulukan buku ini untuk dibaca


 

Buku ini memang beda. Beda dengan buku buku self help, motivasi, atau buku buku inspirasi lainnya. Bedanya apa ? Beda bahasa tuturnya, beda sudut pandang pemikirannya, beda alur penyampaiannya, beda dari ia membuat kita tersadar…

Kalau biasanya buku buku yang kebanyakan itu diumpakan menasehati dengan cara lembut, membelai, memberikan langsung tips tips berfikir positif dan optimisme, bisa ! bisa ! bisa !

Buku ini berbeda. Buku ini tidak membelai belai, tapi menyadarkan dengan cara menampar, menyadarkan kita bagai sedang tidur lalu di guyur air, kaget tapi langsung siuman

 

8a6f76d7-26b8-4de6-b4ca-e8e1b3eda24a

Nah setalah beres baca, bisanya saya akan “mengikat makna” atas beberapa insight yang saya pribadi dapatkan setelah membaca buku ini, dengan cara menuliskannya kembali dengan versi saya, penyerapan saya, bahasa saya. Mengikat Makna, adalah sebuah usaha agar apa yang telah dibaca, tidak berlalu begitu saja

Agar apa ? agar insight, pelajaran, nilai nilai yang saya dapatkan setelah membaca buku tersebut akan lebih terekam dan tercerna baik dalam ingatan kita, dan kita akan bisa lebih mudah -saat itu nilai nilai baik yang kita yakini – maka kita akan lebih mudah menerapkannya dalam hidup kita.

 


 

Apa Standar Kebahagian Dan Kesuksesan

Seringkali kita membuat standar dan kebahagian dan kesuksesan dengan barometer yang ditentukan atas kebahagian dan kesuksesan yang tampak pada orang lain. Kita menjadi cemas ketika melihat orang lain terlihat bahagia dan sukses. Apalagi dengan penggunaan media sosial, dimana setiap orang berusaha menunjukan sisi bahagia dan sukses nya, dan efeknya kita terobsesi untuk terlihat sukses pula.

Keinginan kita untuk menjadi sukses, kadang kala bukan untuk pemenuhan jiwa kita, atau keinginan murni kita. Karena kita berusaha untuk bersaing dengan orang lain, berusaha untuk menyamai orang lain, dan menampakannya kepada khalayak, seperti yang orang lain lakukan juga, jadi semacam virus yang menular. Apalagi dengan pengaruh media sosial, yang orang seakan akan berlomba lomba “memperlihatkan” kesuksesannya …

Dan kemudian apabila standar ini yang di gunakan -Standar sukses orang lain, standar sukses yang digencarkan media-, maka kita akan menjadi sangat terobsesi dan frustasi.

Karena selayaknya kita smempunyai standar dan definisi bahagia dan sukses kita masing masing, dengan nilai nilai yang kita yakini dan dengan kemampuan, potensi yang kita miliki

Haruskah Selalu Berfikir Positif ?

Nah ini yang menarik dalam buku ini, tentang berfikir positif. Saat ini gaung BERFIKIR POSITIF sangat di gencarkan dimana mana. Acara TV, buku buku motivasi, training training yang ada, hampir semua membahas mengenai bagaimana berfikir positif, bagaimana bertingkah positif, dan senantiasa mensikapi semua dengan postitif secara instan.

Pikiran, perasaan, pengalaman negatif seolah olah hal yang mutlak salah. Dan harus segera diganti dengan pikiran dan perasaan negatif. Jarang yang mengajari kita untuk  mengakui terlabih dahulu bahwa pikiran dan perasaan yang negatif itu nyata dan ada.

Padahal sebenarnya, pengalaman dan fikiran  yang negatif sangat sering juga kita alami. Namun seringkali kita dipaksa untuk menyangkalnya karena saat ini dimana mana kita seolah dicekoki untuk berfikir positif. Tanpa mengajarkan bagaimana menjadikan hal negatif menjadi sesuatu yang bisa menjadi jalan untuk kita untuk bertumbuh.

Rasa Sakit

Ada quote yang menarik dari buku ini tentang rasa sakit

“Rasa sakit merupakan sebuah tenunan yang mengagumkan yang membentuk kain kehidupan”

Rasa sakit seringkali kita hindari, diantarnya : ketakutan akan kegagalan, khawatir akan penolakan, lelahnya bersusah payah, jatuh bangun perjuangan,  bayangan ditertawakan, disepelekan, dsb.

Padahal rasa sakit adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Kita jadi hanya bergumul pada ketakutan ketakutan yang kita bayangkan, kita tidak siap dengan resikonya, resiko berjuang, resiko bercita cita, resiko menjalankan yang kita inginkan.

Terhadap rasa sakit, hadapilah …!!

Ketika Sesuatu Tidak Sesuai Keinginan

Tidak semua hal memang akan berjalan dengan sesuai dengan keinginan kita, ada yang sebaliknya malah, berbeda 180 derajat. Walau sedalam apapun kita telah berusaha dan berfikir positif, ketika itu memang mesti terjadi, maka terjadilah.

Akuilah bahwa itu adalah kenyataannya, bagian dari kehidupan. Ketika sudah bisa sadar menerimanya, tidak menjadikan hal tersebut seolah olah ketidakadilan, something personal, kemudian menyalahkan diri terlalu dalam, hingga berbuah keputusasaan. Ini adalah sebuah bagian dari kehidupan. Tidak semua akan terjadi sesuai dengan keinginan kita

Kebahagian Adalah Ketika Kita Berhasil Mengatasi Sebuah Masalah

Kebahagian bukan semacam pemberian yang instan, otomatis terjadi. Kebahagian adalah hal yang perlu diusahakan, seperti masalah yang harus dipecahkan. Kebahagian tidak datang tiba tiba, semacam hadiah dari langit, yang tiba ada di depan mata kita tiba tiba. Dengan macam cara, perlu ada kesungguhan  kita untuk mengusahakannya.

Dan seringkali kebahagian justru muncul ketika masalah muncul. Maksudnya ?

Ya, salah satu faktor yang membuat kita bahagia adalah, ketika kita telah berhasil mengatasi sebuah masalah. Bahagia datang ketika kita telah bersusah payah mengusahakan sesuatu. Bahagia tercipta ketika kita telah berhasil melewati badai masalah dalam kehidupan kita, mengatasi pergumulan batin dalam jiwa kita. Bukan begitu ?

Definisi Kesuksesan & Kebahagian

Pertanyaannya bukan tentang “Ingin Menjadi Apa” atau “Ingin Memiliki & Menikmati Apa”, namun pertanyaannya : “Rasa sakit apa yang mampu Kita hadapi”. Pertanyaan yang terakhir ini cukup jleb buat saya. Karena terkadang dalam mencita citakan sesuatu, kita menjadi terlena dengan hasil yang kira kira di dapat. Membayangkan kenyamanan, kelimpahan, ketenaran barangkali, dan hal hal yang nikmat nikmat saja …

Kita menjadi lupa, bahwa di jalan yang kita cita cita kan itu, kita akan bertemu dengan banyak penderitaan, kesusah payahan, penolakan, jatuh bangun, sakit hati, kegagalan, dsb. Kita kadang “menolak” membayangkan atau lebih tepatnya kita lupa mempersiapkan diri kita untuk hal ini.

Bila kita sudah siap bertemu  dengan hal hal yang “tidak enak” diatas  di jalur apapun yang kita pilih, mau menjalaninya, mau berkubang dengan nya, mau berlekat lekat dengannya, maka bisa jadi jalan yang memang jalan kesuksesan kita.

Maka, pilihlah bidang dan jalur hidup, yang kamu benar benar mau berjuang di dalamnya, menikmati setiap proses jatuh bangunnya, menikmati setiap proses jerih payahnya. Jalur hidup dimana kamu menikmati perjuangannya, bukan sekedar membayangkan kemenangannya.

Kepercayaan Diri Semu

Terlalu terlena dengan persepsi diri bahwa kita adalah orang yang istimewa, unik, dan berbeda, membuat kita terkadang merasa tidak perlu berjuang keras dengan cita cita kita. Terlena ini karena apa ? mungkin bisa jadi karena selama ini kita banyak mengikuti seminar seminar tentang bagaimana meraih mimpi dan semacamnya. Kita terus diberikan input bahwa kita adalah orang hebat, luar biasa, istimewa, kita bisa meraih apa saja yang kita inginkan, semacam buaian buaian impian …

Tidak salah sih..namun memang kebanyakan seminar seminar semacam itu kadang terasa hanya menunjukan kepada kita hasil hasil yang mungkin di dapatkan, seraya membanjir kita dengan rasa percaya diri yang tinggi bahwa kita bisa meraihnya. Namun proses perjuangan, susah payah, jatuh  bangun nya jarang sekali di bawa ke permukaan.

Karena mungkin hal tersebut dianggap negatif atau menakut nakuti. Padahal hal tersebut adalah sesuatu realitas yang bakal kita hadapi dijalur apapun kita memilih berjuang.

Hingga akibatnya, kita terbuai dalam rasa percaya diri yang semu, euforia kemampuan diri yang sementara, seiriing dengan berjalan nya waktu kita kembali lagi ke habitat semula, takut untuk berjuang …

Sedih yaa..

#JlebSekaliIni

Mengakui Kelemahan Diri

Berfikir postif bukan berarti kita harus selalu berada di posisi positif. Ketika kita mempunyai sifat negatif atau sedang dalam posisi yang tidak ideal, maka tak mengapa, akui terlebih dahulu, akan kelemahan dan sisi sisi negatif diri kita.

Karena, menyadari dan mengakui bahwa ada sisi negatif dan kurang baik dalam diri kita adalah awal untuk kita menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang mau bertumbuh.

Anti- Istimewa

Obsesi untuk menjadi istimewa kadang menjadi salah arah, menjadi orang yang rata rata seakan menjadi sesuatu hal yang memalukan, kita seakan dituntut untuk menjadi paling unggul, paling istimewa. Apalagi saat kita “dicekoki” pernyataan pernyatan : “Anda adalah pribadi yang istimewa, Anda hebat, anda bisa meraih apapun yang Anda impikan”

Salah ? Tidak juga. Yang salah ketika kita menjadi terlena dengan pernyataannya, kita telan bulat bulat. Seakan akan merasa istimewa dan berfikir istimewa menjadikan kita otomatis istimewa. Namun seringkali rasa istimewa itu hanya ada di fikiran kita saja, tidak terbukti dalam kehidupan nyata. Kita hanya istimewa dalam fikiran kita saja.

Karena ternyata banyak orang yang sukses dan berhasil di bidangnya , bukan karena mereka merasa istimewa, tapi mereka adalah orang orang yang menyadari bahwa mereka manusia biasa biasa saja, dengan segala kekurangannya, namun mereka sangat sungguh sungguh dengan apa yang sedang di perjuangkannya, senantiasa belajar, senantiasa memperbaiki diri.

Ahh…jleb banget pas bahasan ini ….

Kepastian Adalah Musuh Pertumbuhan

Tidak ada yang pasti sebelum semuanya terjadi.  Ini berarti bukan berarti kita tidak punya keyakinan. Tapi ini adalah sebuah anjuran antisipasi, anjuran untuk senantiasa belajar, senantiasa memperbaiki diri, senantiasa berbenah, senantiasa menggali, senantisa bertanya.

Karena ketika kita sudah merasa pasti, kita kadang menjadi pasive, dan hanya diam terpaku, menjadi terlalu percaya diri, bahwa semuanya adalah benar, dan semuanya akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.

Menyadari dan mengakui bahwa akan banyak ketidakpastian dan ketidaktahuan di dunia ini, akan mendorong kita untuk belajar, ketika belajar kita akan terus terbuka dan bertumbuh.Teruslah mencari, sampai kepastian yang kita nanti benar benar terjadi

Perbaikan Diri Untuk Siapa ?

Salah satu hal yang menjadi kita salah arah ketika memperbaiki diri, mengembangkan diri, adalah “Untuk siapa perbaikan diri itu dilakukan? “. Banyak dari kita yang melakukan hal diatas untuk memuaskan orang lain, untuk lebih disukai, untuk lebih di kagumi, dsb

Padahal perbaikan diri adalah untuk diri sendiri, untuk menjadi pribadi yang lebih berkualitas dengan ukuran kita sendiri, untuk pemenuhan jiwa kita pribadi, bukan untuk orang lain. Ketika kita melakukan nya untuk “dilihat” dunia, maka rasa akan takut gagal akan lebih besar. Hingga kita akan lebih berat untuk melangkah.

Wahhh panjang juga yaaaa…hhaa


 

Nah itu beberapa insight yang saya dapat dari buku ini, beberapa (banyak sebenarnya) hal yang jleb jleb bangetttt buat saya …. hhe

Jadi buku ini bukan ngajarin kita untuk ga peduli apa apa, bukan untuk menjadi pribadi yang bodo amat akan semua hal. Justu buku ini ngajak kita untuk memilah mana yang harus kita fikirkan, dan mana yang bodo amat ! Tak usah kita pikirkan.

Sebenarnya buku nya menurut saya lebih dalam dari sekedar tentang bodo amat sih …

Baca buku ini semacam dibangunkan dari alam impian, disadarkan dengan cara disiram air. Woiii…sadar woiii …. !! Mengagetkan, tapi otomatis membuat kita benar benar terbangun !

Baca deh bukunya, semoga nanti akan mendapatkan hal yang JlEB JLEB JLEB ! Tepat masuk ke jantung kita. Kita merasa tertampar, tersadar. Memang kadang kenyataan harus kita terima dengan cara yang tidak nyaman, tapi setelah itu kita tau bahwa ada yang tidak benar dengan persepsi kita, dan kita mencari tahu bagaimana memperbaikinya …

Alhamdulillah ….Terimakasih Ya Allah atas ilmu, atas penyadaran yang saya sudah dapat, yang jalannya melalui tulisan Mark Manson ini …

Ayo segera baca bukunya, dan rasakan bagaimana rasanya tertampar dan tersadar! hhee…

Happy Reading !!