Semenjak Kamu Pergi …

Semenjak kamu pergi

Aku menjadi enggan pulang ke rumah

Seakan rumah ini kehilangan jiwanya …

 

Semenjak kamu pergi

Rumah ini serasa asing dan jauh

Dan aku berat untuk menetap …

 

Semenjak kamu pergi

Kadang ku hanya membayangkan kata pulang

Tanpa ku benar benar pulang …

 

Semenjak kamu pergi …

Seringkali ku hanya menatap nya dari kejauhan

Serasa berat untuk menempatinya kembali

 

Barangkali karena kau tidak benar benar pergi

Seperempat hadirmu masih ku penjara di sudut sudut rumah ini

Berupa kepingan kenangan dan cita yang tak terselesaikan

 

Barangkali karena rumah ini pernah terasa bernyawa saat kau ada

Dan saat ku izinkan kau pergi

Masih ada sisa aromamu tertinggal disana

 

Namun aku ingin pulang,

Pulang ke rumah yang pernah ada kamu disitu

Aku benar benar ingin pulang,

Aku ingin merasakan lagi nyaman nya rumah

 

Maka,

Akan ku ijin kan kau untuk benar benar pergi

Dengan segala cita yang pernah kita susun bersama

Cita yang tidak tuntas terselesaikan

 

Maka,

Akan ku ijin kan kau untuk benar benar pergi

Karena aku ingin kembali bernyawa, berkelana,

Menyusun kata, menapaki beribu cita, asa dan karsa

Di Rumah ini

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement

Ruang

RUANG …
.
Terimakasih, tlah KAU beri sebuah ruang, dimana hanya tentang aku dan KAU
di ruang yang sunyi
.
Ruang yang hanya aku yang bercerita dan KAU mendengar dengan seksama. Ruang dimana seakan kau berkata ” Apa yang kau rasa”
.
Ruang yang syahdu. Ruang dimana KAU bertanya “Apa yang kau minta” katakan saja…
.
Ruang dimana aku apa apa adanya
.
Ruang dimana aku luluh berairmata
.
Ruang dimana aku bebas bercerita apa saja
.
Ruang dimana segala khilaf Dan salah ku kemuka saja
.
Ruang dimana segala pinta adalah wajar saja
.
Ruang dimana serasa aku dan KAU berjarak sejengkal saja
.
Ruang di mana aku sangat bahagia menjadi seorang hamba, karena kau adalah Rabb nya
.
Tiada yang sekuat ENGKAU, tiada yang selembut ENGKAU
.
Tiada pencarian lain setelah ini. Kedamaian ada di sini, di sajadah ini, di saat aku merasa serendah rendahnya dan sepasrah pasrahnya
.
Tiada jarak, tiada jeda, ruang itu bernama Shalat
.
.

Terimakasih yaa Rabb
.
.

Bersabar.

A New Design (20)

Bersabar bukan berarti diam, bukan berarti lemah, bukan diartikan lemah dan menyerah. Bersabar tidak berarti diam membeku, tidak berarti tidur tak sadarkan diri dan kemudian bercita cita bahwa setelah bangun pagi maka keadaan seketika berubah. Bersabar bukan berarti mengandalkan bersedu sedan,  mengiba diri, kemudian memaklumi diri karena merasa sedang tertimpa nestapa.

Bersabar berarti menghadapi setiap luka jiwa, menjalani setiap inci tusukan duri, menjawab setiap tantangan dengan lantang, menerima segala ketentuan dengan kelapangan, menghimpun energi diri untuk meyakini bahwa semua tercipta karena sebuah tujuan.

Bersabar berarti mendamaikan antara keinginan dan harapan,  melihat dengan hati bijak bahwa begitu tersedia banyak kesempatan. Bersabar berarti mengerahkan segala daya upaya, fikir, tenaga untuk berusaha. Bersabar berarti menafaskan doa selamanya.

Bersabar berarti menguatkan kaki untuk lebih berani berlari, bersabar berarti mengepalkan tangan untuk lebih berdaya bergerak, bersabar berarti melengkapi hati untuk percaya akan diri, bersabar berarti menajamkan nalar diri untuk berfikir.

Bersabar berarti meyakini  bahwa kesabaran adalah sebuah kekuatan. Menyabari sabar adalah sebuah keta’atan. Menghimpun sabar adalah sebuah kesyukuran, bahwa kita adalah manusia yang masih pantas di uji, untuk menjadi layak dihadapan-Nya.

Mari, Bersabar.

Memperjuangkan C I N T A

Suatu waktu

Pernahkah kau mau untuk memperjuangkan cinta

Memperjuangkannya lebih jauh dari sekedar ranah rasa

Memperjuangkannya lebih dalam dari sekedar ranah suka

Memperjuangkannya lebih tinggi dari sekedar rasa cinta

 

Suatu Waktu

Pernahkah kau memperjuangkan lebih dari tentang mu

Memperjuangkannya lebih dari tentang dia

Memperjuangkannya diantara gelombang rasa yang

Kadang sehasta, kadang sedepa

 

Suatu Waktu

Pernahkah kah kamu meminta pada-Nya untuk mengutuhkan rasa

Memperjuangkannya Sekaligus Memasrahkannya

Menundukannya kepada Ia Sang Maha Cinta

 

Suatu Waktu

Kemudian, kau ingin pejamkan saja matamu

Memperjuangkannya diantara doa doa mu

Lalu

Menundukannya kepada Ia Sang Maha Tau

 

Suatu Waktu

Hingga mungkin usia tak mewakilinya

Aku hanya ingin kau tau

Ada kau di lubuk terdalamku