Temen Ga Asik!

“Cerita ama kamu mah ga asik …!”

“Kenapa ?”

“Kamu ga dukung aku …”

” Ga seru ama kamu mah, kan aku cerita doang, ini malah ngasih nasihat, aku ga butuh…”

Ada masanya dalam persahabatan itu, bukan hanya tentang kebersamaan, saling mendukung, saling mensuport, thats it!

In another level, persahabatan sebaiknya adalah lingkaran yang bisa saling mengingatkan dan menasihati dalam kebaikan, bukan hanya tentang “apa pun yang kamu mau aku dukung ko!”

Bila sahabat kita salah, maka kewajiban kita adalah untuk mengingatkan, begitu pun sebaliknya, Apabila ada salah dalam diri kita, maka berluas jiwalah untuk mendapatkan nasihat.

Tidak mengapa, bila akibatnya kita disebut temen ga asik!, karena memberikan masukan, menyampaikan nasihat kebenaran, dikala mungkin sang sahabat hanya menginginkan persetujuan dan dukungan dari kita dari apa yang kita lakukan.

Bila ia salah maka sampaikanlah sebagaimana adanya, tentunya dengan niat yang bersih, cara yang baik, dan kalimat yang tepat. Tak apa menjadi “teman ga asik” itu, karena dalam ketidakasikan itu, tertanam rasa sayang sejati terhadap sahabat kita.

Jangan sampai justru dukungan kita, atau diamnya kita, justru membuat ia terjerumus lebih dalam dalam kesalahan, karna ia merasa baik baik saja, tidak apa apa.

Lebih dalam dari itu, persahabatan pun kelak akan dimintakan pertanggung jawaban di akhirat. Jangan sampai didunia jadi sahabat yang saling mendukung dan membersamai, namun kelak di akirat jadi sahabat yang saling menuntut dan menghujat.

” Tuhan, memang benar saya berbuat kesalahan. Tapi sahabat saya tidak pernah mengingatkan saya bahwa saya salah, padahal ia tau saya salah Tuhan, tapi dia diam saja, hukum juga dia Tuhan …

Semoga kita dijauhkan dari hal semacam ini, hanya karena kita tidak berusaha saling mengingatkan

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Maka, tak apa bila di dunia kita menjadi seperti temen ga asik!, karena menasihati, mengingatkan, yan berdasar kasih sayang karena Allah ta’ala

Dan sebaliknya, luaskan jiwa kita pula, saat menerima nasihat, kala mendapat masukan. Bisa jadi itu adalah cara Allah menyelamatkan kita dari kesalahan dan kemungkaran, melalui sahabat tercinta

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ – Dan Allah lebih tahu yang yang sebenarnya

Advertisement

[ Cerita Jiwa ]-[ Tanaka – Haira Stories]

Hai Tanaka, malam ini boleh aku bercerita? tentang jiwa yang sedang merasa segala rasa…

 

 

Tanaka, Kamu Pernah merasa seperti ini … ?

Merasa lelah dengan naik turunnya keadaan, yang sebentar seperti ada secercah harapan, lalu tak lama kemudian ia menjadi sebuah kekosongan. Sebentar kau merasa melihat sebuah cahaya, namun tiba tiba cahaya itu meredup dan menjauh.

Pernahkah kau merasa begitu berenergi di pagi hari, namun menjelang siang kau peroleh kabar yang tak menyenangkan, hingga energi yang tengah meninggi itu seketika pergi. Pernahkah kau begitu lelah, hingga kau tak bisa terlelap dengan tenang

Pernahkah kau berjuang dengan segenap badan, waktu dan fikiran, namun jangankan hasil baik yang diinginkan, malah serupa masalah yang kau dapatkan. Seperti kau akan dihadiahkan sebuah kebahagian, namun yang kau dapatkan adalah sebuah kekecewaan. Kau seperti dipermainkan oleh kehidupan.

Tanaka, ku tau, aku lelah ….

Tanaka, bila kau sudah usai mendengar ceritaku, berkabarlah ...

 

Dia Yang Selalu Setia

[ People In My Life ]

Orang datang dan pergi dalam kehidupan kita, sebagian besar berlalu begitu saja, sebagian singgah sebentar, sebagian kecil meninggalkan kesan, dan cerita yang mendalam

People in my life adalah beberapa orang yang menjejakan jejak yang dalam di hati saya, dalam kehidupan saya, yang meninggalkan tidak hanya kesan, namun cerita yang mendalam.

****

Namanya teh Isma, usianga lumayan jauh di atas saya. Sebenarnya awal pertama kenal sudah lama sekali, namun saat itu hanya sepintas saja, dan kini -kurang lebih- tiga atau empat tahun terakhir kami intens bertemu dan berinteaksi, karena sama sama berkegiatan dalam gerakan Nusantara Membaca dan Bakti Guru Nusantara.

Beliau adalah salah satu orang unik yang pernah saya temui, saya rasa di zaman kekinian seperti ini sudah jarang orang seperti beliau. Beberapa hal unik misalnya, beliau adalah orang yang senang berjalan kaki, apabila masih wajar bisa di tempuh dengan berjalan kaki, mengapa repot repot untuk pesan ojeg menurutnya, biar sehat ujarnya.. di zaman yang orang orang ingin serba cepat dan instan seperti ini, ia masih setia dengan hobi nya berjalan.

Lainya adalah beliau adalah orang yang sangat memperhatikan kesehatan, pola makan, pola minum, pola istahat, dan sering mengingatkan kami juga terutama mengenai makanan, beliau sangat perhatian sekali, sampai tak jarang membawa makanan dan cemilan di kantongnya untuk kami, tentunya makanan sehat.

Beliau adalah orang yang pintar dalam membuat hand craft, dari merajut, membuat kerajinan tangan dari manik manik, dan sebagianya, sangat teliti, tekun dan penyebar menurutku. Di tengah tengah zaman yang berprinsip kalo bisa beli – ya beli aja. Namun dia berbeda, dan itu yang saya suka. Kadang saat ia membuat sesuatu, saya hanya melihatnya dan kagum betapa sabar dan tekun ia membuatnya.

Hal yang sangat mendalam dari nya adalah, beliau adalah orang yang “SETIA” kira kira begitulah mungkin saya mendefinisikannya, setia terhadap kami sahabat sahabatnya, salah satu nya adalah setia dalam hal memenuhi janji nya, ketika ia menyanggupi untuk melakukan sesuatu, atau datang ke sebuah tempat, ia akan berusaha sekuat tenaga memenuhi janjinya, selama itu bisa ditempuh, ia akan datang. Padahal saya sendiri kadang masih kalah hanya dengan hujan gerimis sederhana, hingga membatalkan pergi atau memenuhi janji.

Satu hal lagi adalah, dia adalah orang yang sangat setia ketika temannya membutuhkan bantuan dan butuh seorang teman, beberapa kali ketika saya membutuhkan seorang teman, saat yang lain memang tidak bisa, beliau selalu ada. Ia menemani dengan sederhana, tapi ada.

Tidak hanya kepada saya saja rupanya, saya menyaksikan bagaimana ia begitu setia mengurusi keperluan sahabatnya saat sakit hingga meninggal, ia yang kesana kemari mengurus segala macam hal nya tanpa imbalan apa apa, hanya wujud kesetian seorang sahabat untuk sahabatnya …..

Ia Sangat Setia …..

Ahh… saya banyak belajar dari beliau, belajar menjadi pribadi sederhana, belajar untuk  tidak terlalu pusing mengikuti arus perubahan dunia, belajar untuk bagaimana berkarya tanpa ingin di pandang dunia, belajar menjadi diri sendiri, balajar sederhana, belajar setia…

Terimaksih teh Is, sudah mengajarkan ku banyak hal, bahkan mungkin kau tidak mennyadarinya bahwa kau mengajarkan ku banyak hal. Terimakasih untuk telah setia dan selalu ada, maafkan adik mu ini yang kadang kurang mengerti, kurang memahami, dan kekurangan kekurangan lainnya… semoga persahabatan ini akan berlangsung tak hanya di dunia, tapi kelak di Surga-Nya… Aamiin

Bagaimanakah Akhir Kita ?

KEPERGIAN ORANG SHALIHAH

Kemarin, ada sebuah berita duka, dari seorang kawan yang meninggal dunia di usia yang relatif muda. Namanya Teh Nia, saya tidak begitu dekat dengan beliau, namun kenal baik, kenal baik dengan suaminya juga. Kami aktif di komunitas yang sama waktu dulu, dan pernah satu kantor, di rumah zakat waktu itu.

Kepergian Teh Nia, setelah sakit kurang lebih 9 hari di HCU rumah sakit, meninggalkan duka bagi banyak orang. Beliau orang yang dikenal sangat baik hati, sederhana, bersahaja, ramah, perhatian, peduli, suka mendengarkan, tempat curhat, punya jiwa sosial yang tinggi.

Begitu banyak orang yang datang untuk taziyah, begitu banyak orang yang kehilangan, menangis mendengar kepergiannya, begitu banyak orang yang bilang bahwa beliau adalah orang yang baik, begitu banyak doa terucap.

 

14344704_10210001380129375_2818730822268936579_n14449892_10205323000913049_5200320414937350586_n

LALU BAGAIMANA AKHIR KITA ?

Kepergian beliau selain meninggalkan duka, meninggalkan semacam renungan diri bagi saya – mungkin bagi banyak orang juga -, tentang bagimana nanti akhir kita. Apakah berakhir baik dan meninggalkan kebaikan, atau justru sebaliknya, ada atau tidak adanya kita tak menjadi hirauan bagi orang, bersedih sesaat kemudian berlalu begitu saja. Tidak ada doa yang melimpah, tidak ada kebaikan yang ditinggalkan, ah …

Apa kita hanya merasa sudah baik, padahal sebenarnya kita belum berbuat apa apa, hanya rasa kita saja. Apa kita hanya merasa sebagai orang yang telah beramanfaat, padahal itu hanya fatamorgana saja, pesona mata semata, ahh….

Semoga…semoga kebaikan dan amal shaleh yang kita lakukan, benar benar amalan yang di benar benar di Ridhai Allah, memberikan manfaat untuk diri kita sendiri dan untuk banyak orang. Amalan amalan yang bisa melampaui usia hidup kita di dunia. Amalan amalan yang ketika kita tiada, amalan yang terus mengalir menjadi cahaya kubur kita, dan menjadi bahan “pertimbangan” Allah memberikan Ridha nya  untuk memasukan kita ke Surga-Nya, berkumpul dengan orang yang kita cintai, untuk bisa menatap wajah-Nya.

P.s : Teriring doa untuk wanita shalehah : Semoga Allah mengampuni dosa dosa mu, mengasihimu, memuliakanmu, dan memberi cahaya pada kuburmu. Dan semoga kami yang masih menunggu giliran misteri menjadi manusia yang khusnul khatmah. Aamiin…

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah Pesan Saat Lebaran

Lebaran ini saya pulang kampung, lebih tepatnya pulang kampung dan road show mengunjungi saudara saudara. Sebenarnya rumah saya sudah lama di Bandung, tapi keluarga besar Bapak Almarhum ada di Garut, sedangkan keluarga besar Mamah ada di Pangandaran.

Lebaran kemarin memang sudah di niatkan untuk pulang bertemu saudara saudara besar yang jarang bertemu, akhirnya mudiklah kami bertiga (saya, ibu dan adik) ke Garut dan Pangandaran, juga mengunjungi saudara saudara di Tasik, Ciamis,  Banjar hingga Yogjakarata.

Mamah saya termasuk orang yang senang bersilaturahmi, dan selalu mengajak anak anak nya untuk mau bersilaturahmi berkeliling ke saudara saudara, walau kadang kita sebagai anak males malesan, “ya kalau bukan saudara deket deket amat ya ga usah pikir kami, hhee… ”

Tapi mamah tidak pernah bosan buat ngajak kami ketemu saudara disinilah, saudara disanalah, selain saudara kadang kadang mengajak untuk silaturahmi dengan kawan kawan lama nya juga.

Lebaran tahun ini saya mendapat sebuah pelajaran yang sangat berharga. Waktu itu saya sudah ada di kampung halaman, ada saudara sepupu yang sampai satu hari belum bertemu, karena rumah nya agak berjauhan. Mamah berinisiatif untuk mengunjungi rumah kakak sepupu saya itu, tapi saudara yang lain seakan melarang “ga usah, biar dia yang kesini, kita kan lebih tua, dia yang muda harusnya yang mengunjungi kesini” ujarnya.

Dalam hati saya bilang iya juga ya, harusnya yang muda dong yang mengunjungi yang tua, harus menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Tapi Mamah menjawab kurang lebih seperti ini “Silaturahmi itu ga ada aturannya harus yang muda dulu ke yang tua, atau sebaliknya, yang paling utama adalah orang yang menyambung silaturahmi, yang mau inisatif duluan untuk memulai silaturahmi”

Saya mencoba mencerna jawaban mamah, kemudian saya mencari dalam hadist tentang silaturahmi :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ

“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].

“Keutamaan Silaturahmi, Silaturahmi itu Menambah Umur, Barangsiapa yang Menyambung Silaturahmi Allah akan Mencintainya, dan Seterusnya” – Hadits 52-62 – Kitab Adabul Mufrad

 

Ah benar rupanya, silaturahmi bukan tentang yang muda atau yang tua, memang akan lebih baik apabila yang muda mengunjungi yang tua. Namun jangan jadikan alasan untuk kita menyambung silaturahmi. Dan apabila kita ingin menjadi orang yang utama di sisi Allah dan Rasul-Nya maka jadilah orang yang pertama menyambung silaturahmi, jadilah orang yang pertama mengunjungi, menyapa, saudara saudara kita, sahabat sahabat kita.

Apabila ingin menjadi hamba yang dicintai Allah, maka sambungkanlah silaturahmi, jadilah orang yang mencintai silaturahmi, jadilah orang yang menyambungkan, mengikatkan dan mengokohkan tali silaturahmi. Semoga kita menjadi orang orang yang dimaksud itu, Aamiin…

Ps : Terimakasih mamah untuk sekali lagi pesan kehidupannya

 

13731578_10154220314203260_2707993067521175321_n