Pekan ini jadwal saya masuk kampus lagi. Dapat tugas untuk mengajar tentang materi “Active Learning” di mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Sebenarnya, materi materi berupa slide show, sudah diberikan dari pihak kampus, namun saya pribadi lebih senang mengajar dengan cara dua arah, engan cara diskusi atau praktek.
Karena, selain agar perkuliahan tidak membosankan, saat ini bukan saatnya lagi materi perkuliahan itu satu arah, terpaku pada teori. Di tingkatan mahasiswa, yang mereka butuhkan selain knowladge, adalah bagaimana mereka punya karakter dan personal skill bisa menerapkan ilmu mereka dalam kehidupan nyata.
Maka, kuliah pekan ini saya isi dengan menonton film “Facing The Giant”. sebuah film yang sangat inspiratif. Tentunya film yang diputar hanya part yang dibutuhkan nya saja. Sekitar tujuh menit para mahasiswa diberikan kesempatan untuk menonton film tersebut, selanjutnya secara berkelompok, mereka diminta untuk menganalisis film tersebut, mengexplore masing masing karater, dan mencari tahu hikmah atau pelajaran yang mereka dapatkan dari film tersebut
Proses belajar mengajar dengan seperti ini, bagi saya pribadi sangat menyenangkan. Kelas menjadi hidup, para mahasiswa diasah kemampuan berfikir kritis nya, kemampuan analisisnya, kemampuan berkomunikasinya, sekaligus kreatifitasnya.
Ketika menonton, mereka dilatih untuk menyimak film dengan seksama, mengaktifkan penglihatan dan pendengaran mereka. kemudian masing masing mengambil nilai, pelajaran, kesimpulan yang mereka dapatkan. Setelah itu mereka belajar untuk berkomunikasi dalam forum diskusi. Menyampaikan pemikiran, gagasan, secara verbal dan tulisan.
Sehingga proses belajar, baik itu melihat, mendengar, menyampaikan secara lisan dan tulisan, semua bisa terjadi. Watching, Listening, Speaking And Writing.
—
Selain itu kita memberikan insight bahwa mereka bisa belajar dari apa saja, salah satu nya dari sebuah film. Belajar bisa melalui hal yang mengasikan. Kuncinya adalah memilih source yang tepat. Seperti saat mereka belajar dari sebuah film, sebenarnya kita sedang mengajarkan tentang nilai nilai kehidupan yang sebenarnya mereka butuhkan.
Sayangnya saat ini, lembaga lembaga pendidikan bahkan setaraf sekolah tinggi atau universitas, masih mengutamakan hal hal kognitif saja. Urusan moral, nilai kehidupan, kemampuan problem solving, daya juang, life skill, seolah olah bukan “urusan” kami, para mahasiswa dinilai sudah bisa mencari cari sendiri, padahal sehari hari mereka banyak menghabiskan waktu di dunia kampus, dunia perkuliahan.
Padahal bila kampus ingin menghasilkan manusia manusia berkualitas baik secara soft skill, pengembangan diri, penajaman karater, kemampuan problem solving, dan nilai nilai kehidupan seperti ini seharusnya menjadi “ranah” tanggung jawab mereka. Tidak melulu berkutat di area area nilai akademis
Seperti di SMA dulu, kita ada mata pelajaran bimbingan konseling, maka sebenarnya di kampus pun mata kuliah seperti ini masih sangat dibutuhkan. Kerena mahasiswa butuh hal yang lain diluar dari mata kuliah kognitif. Sayangnya tidak semua kampus menyadari hal ini, perkuliahan jadi sangat kering dengan niali nilai moral dan penanaman nilai nila kehidupan.
Maka, saya bersyukur bisa hadir dan menjadi bagian di salah satu sekolah tinggi di Kota Bandung ini, yang progam studi nya menghadirkan satu mata kuliah khusus, yaitu mata kuliah “Pengembangan Kepribadian”, untuk membantu para mahasiswa nya belajar tentang life skill, juga nilai nilai kehidupan, yang kelak akan mereka butuhkan saat ini dan juga kelak di kehidupan nyata.