Menyamakan frekuensi adalah hal yang penting dalam sebuah organisasi. Apalagi untuk organisasi yang bergerak dalam bidang sosial. Menyamakan frekuensi bahkan menjadi salah satu pondasi, nilai dan budaya yang mesti dimiliki oleh organisasi tersebut.
Itu pula yang kami lakukan pekan kemarin. Duduk bersama menyamakan frekuensi dari organisasi sosial dalam bidang pendidikan yang saat ini kami jalankan bersama, yaitu Kebukit Indonesia.
Pekan kemarin kami sengaja mengundang putra putra asli NTT, yang saat ini baru saja menyelesaikan studi sarjana dan pasca sarjana nya di kampus di Pulau Jawa.
Semenjak kami memutuskan untuk berkegiatan di NTT dari sekitar tahun 2013. Kami mulai banyak balajar, salah satunya adalah untuk memperbanyak porsi mendengarkan. Mendengarkan apa yang menjadi permasalahan yang sedang mereka hadapi, keinginan yang ingin mereka wujudkan, serta harapan masyarakat disana.
Menurut padangan saya, sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang sosial, program yang digulirkan jangan sampai hanya program yang berdasarkan asumsi organisasi semata. Jangan sampai program yang kita adakan adalah program yang kita rumuskan berkutat pada persepsi dan teori, pengamatan jarak jauh, tanpa mendengaran apa yang menjadi permasalahan yang benar benar terjadi disana.
Jadi sebagai pengurus organisasi yang sedang berkegiatan di Pulau NTT, namun domisili para pengurusnya banyak di Pulau Jawa, maka sangat penting bagi kami untuk mendengarkan dan berdiskusi dengan para putra putri asli NTT
Dan pekan kemarin, Kami bersyukur bisa duduk bareng bersama mereka. Putra putra asli tanah Timur. Mendengarkan apa yang menjadi fenomena selama ini di tanah lahir mereka. Mendengarkan apa saja kendala, permasalahan sekaligus potensi dan peluang yang bisa ditumbuh kembangkan disana.
Mendengarkan adalah bagian dari menyamakan frekuensi
Kenapa kita perlu mendengarkan ? Karena dengan mendengarkan kita bisa melihat apa yang selama ini tidak kita lihat, menyadari apa yang selama ini kita belum sadari. Dengan mendengarkan kita bisa melihat berbagai sudut pandang yang berbeda sekaligus sudut pandang yang bisa mencerahkan cara berfikir kita
Manfaat lain dalam menyamakan frekuensi adalah, kita bisa membuat kesepemahaman tentang apa permasalahan yang perlu kita selesaikan, menyamakan pandangan tentang bagaimana menentukan prioritas, menentukan ide & gagasan bagaimana menyelesaikan permasalahan juga merancang cara, stretegi & tekhnis yang akan dilakukan.
Menyamakan frekuensi juga artinya membulatkan kembali akan maksud dan tujuan, juga cita cita besar, agar segala derap langkah aktifitas adalah memang untuk menuju maksud dan tujuan tersebut
Menurut pandangan saya kembali, dalam berorganisasi jangan sampai kita melulu menghabiskan segala daya, tenaga dan fikiran kita untuk hal yang bersifat tekhnis. karena apabila kita hanya tertuju dan terobsesi pada hal hal yang bersifat tekhnis, kita akan mudah melupakan arah tujuan, cita cita kenapa sebuah organisasi atau lembaga diadakan dan didirikan.
Lalu kita terjebak dalam kegiatan kegiatan yang seolah olah hanya “yang penting ada kegiatan” menjadi hampa, tanpa ruh, tanpa energi, tanpa tujuan, tanpa misi, tanpa strategi …
Jadi, ayo kita duduk sebentar, samakan frekuensi antar tim, agar tujuan yang kita inginkan benar benar tercapai. Atau jangan jangan kita memang tidak punya tujuan ? yang penting jalan ….
—
Bandung, 16 Maret 2020
Sebuah catatan perjalan untuk disimpan, direkam dan dijadikan pelajaran