Gara Gara Tulus

Lagu memang bisa mengungkap berbagai rasa

Lagu juga bebas kita interpertasikan kepada sesiapa saja

Seperti lagu ini, yang akhir akhir ini deeply touch me

Entah karena Tulus yang membawakan lagu ini, sehingga terasa lebih bernyawa

Entah karena suasana hati saya yang sedang dalam suasana yang berbeda

“Ku bahagia, kau telah terlahir didunia, dan kau ada diantara miliaran manusia, dan ku bisa dengan radarku menemukanmu ….”

It’s feel like missing someone that you never meet

It’s feel like remember your memories that not happened yet

It’s feel like you loving your unborn child

Suatu hari, kelak ingin ku lagukan ini kepada anakku, biar ia tahu betapa aku sudah sangat merindukannya, walau belum kutahu seperti apa rupanya, dan siapakah namanya

Ah jadi melow ….

Advertisement

Membaca Kisah Tariq Bin Ziyad

Membaca buku ini, membuka pengetahuan saya yang lebih mendalam tentang salah satu jendral Islam, yaitu Tariq Bin Ziyad . Beliau adalah generasi setelah Rasul, hidup di masa pemerintahan Khafilah Bani Umayyah.

Jendral yang membebaskan kota kota di wilayah Andalusia, yang juga dikenal dengan salah satu keputusan beraninya membakar kapal perang yang membawa ia dan pasukannya ketika memasuki wilayah Andalusia.

Tujuan nya membakar kapal perang yang mereka gunakan adalah agar pasukannya tidak memikirkan untuk menyerah dan kembali sebelum menang. Dan terbukti dengan keputusan nya yang “out of the box” ini, pasukan Islam yang ia pimpin berhasil membebaskan Andalusia.

Wahai Saudaraku, laut ada di belakang kalian dan musuh ada di depan kalian, kemanakah kalian akan lari? Demi Allah yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Kita harus memilih kemenangan atau syahid. Kita tidak akan pulang sebelum memenangkan tujuan itu

Adala sebuah pidato heroik yang membangkitkan semangat para tentara Muslimin

Tariq bin Zayid adalah seorang Jendral Islam yang visioner, ahli strategi, dan cerdas. Dalam peperangan ia dikenal sangat tegas, berani mengambil keputusan bahkan keputusan yang diluar nalar seperti membakar kapal perang ia dan pasukannya.

Namun sisi lain dari sosok tegas dan “nekat” dari Tariq Bin Ziyad, beliau adalah panglima perang yang sangat menjunjung dan menerapkan etika ketika berperang, ia sangat mengikuti contoh Rosul dan Sahabat ketika berperang.

Contohnya tidak menyerang siapa pun yang ada di rumah ibadah, yang ada di rumah rumah warga, orang yang tidak memegang senjata, para wanita, anak dan orang tua, tidak memisahkan tawanan perang dengan keluarganya, tidak merusak tanaman dan tidak menjarah.

Di luar peperangan beliau adalah orang yang pembelajar, tenang, bijak dan pemaaf. Ketika ada seseorang yang mengkhianatinya, ia tak lantas menghukum, namun malah di berikan kesempatan dan pilihan. Inilah yang membuat banyak orang yang kemudian suka rela dan setia mengikutinya.

Beliau adalah seorang pemipin yang berpandangan jauh. Ketika telah berhasil menaklukan Andalusia, ia tak berhenti, ia bercita cita untuk melanjutkan langkahnya membebaskan tanah Eropa dan menyebarkan cahaya Islam ke seluruh dunia.

Dalam sebuah percakapan, salah seorang prajuritnya berkata : “Wahai Tariq, Pada siang hari, kami meliatmu seperti singa ketika berhadapan dengan musuh, tapi di malam hari engkau seperti seorang ahli ibadah”.

Tariq menjawab “Dulu saya hanya seorang budak. Kemudian, Allah mengangkat saya menjadi panglima perang. Ini adalah tanda kesyukuran saya kepada Allah”

Membaca buku ini mengenalkan saya kepada sosok pahlawan yang sesungguhnya, idola yang sebenarnya, yang bisa kita ikuti kecerdasannya, kelembutannya, ketegasannya, pandangan jauhnya, cita citanya untuk kegemilangan Islam.

Sebuah kalimat dari Tariq Bin Ziyad, yang akan selalu menjadi pesan kepada seluruh Ummat Muslim ;

Masa Depan Kita, Kita Sendiri Yang Menentukan.

Masa Depan Islam Bergantung Pada Usaha Kita Untuk Menyebarkannya

(Tariq Bin Ziyad)

Persahabatan Itu ….

Persahabatan itu …
Ada sayang, ada perhatian, ada kebersamaan, ada tertawa, ada bahagia

Persahabatan itu …
Kadang sebel, kadang kesel, kadang ga ngerti, kadang males ketemu, kadang pengen nonjok

Persahabatan itu …
Kadang dibikin nangis, atau membuat menangis, kadang ingin menjauh, kadang rebutan, kadang konflik kecil kecilan, atau bahkan cakar cakaran

Persahabatan itu …
Seseorang yang bisa jadi best friend kamu, tapi ga jarang juga jadi best rival kamu

Persahabatan itu …
Kontak batin, kontak mata, koneksi firasat

Persahabatan itu ….
Kadang juga ada cemburu

Persahabatan itu ….
Ketika dia bahagia kita sama bahagia, seolah kita yang bahagia

Persahabatan itu …
Ga tega liat dia bermuram durja, kamu langsung tanya, hei… Ada apa?

Persahabatan itu …
Ketika dia kalut, kamu langsung bilang, hei… Aku bisa bantu apa? Kamu butuh apa?

Persahabatan itu …
Sekecewa kecewa nya kamu oleh nya, kamu pasti belain dia kalau ada yg mencelanya

Persahabatan itu …
Tak peduli berapa banyak luka luka yang telah kalian lewati, akhirnya kalian akan mencari jalan untuk bersama sama kembali

Dan persahabatan sejati adalah …

Dia yang mampu memberitahumu saat kau kau salah jalan atau hilang tujuan

Dia yang mampu berkata salah saat kau memang salah, tak begitu saja membenarkan dan membiarkan saat kau salah arah

Dia yang tak segan menguatkan jiwamu untuk terus melaju melangkah dalam kebaikan dan kebenaran

Dia yang senantiasa membersamaimu dalam cita dan karya mulia

Dia yang dalam do’a do’a nya terselip namamu

Dia yang ingin bersamamu dalam kehidupan kini, juga nanti, yang abadi

Fn : Untuk semua sahabat yang selalu menguatkan jiwa, semoga persahabatan kita hingga kelak di Surga-Nya. Aammin yaa Rab …

Kopi & Memori

Selesai sudah tugas yang harus ku kerjakan malam ini. Sepertinya boleh saja tidur segera, namun kopi pekat yang baru saja ku seduh awal malam tadi, tampaknya mengajak ku untuk tetap terjaga

Ingin menulis sesuatu yang berat atau berisi, nampaknya belum cukup daya. Akhirnya sisa malam ini, kuhabiskan untuk membuka tulisan tulisan lama di blog lama

Tulisan lama yang penuh memori, tentang rasa, pikir, imaji, cinta, cita harap juga doa.

Ah rupanya ada untungnya juga merekam peristiwa dalam sebuah tulisan. Kita bisa melihat diri kita (lagi) seperti apa dimasa lalu. Seperti berkenalan (lagi) dengan diri sendiri.

Serunya ada tulisan tulisan yang membuat kita tersenyum senyum sendiri, mengingat peristiwa saat itu, yang saat ini sudah berupa memori. Yeaahh a bitter sweet of life

Semakin malam, memori saya melayang layang atas berbagai kisah yang terjadi, bukan hanya tentang cinta sehaja. Namun tentang keseluruhan perjalanan hidup yang seringkali tidak kita bisa sangka dan kadang terjadi tanpa rencana

Ah kopi tadi terlalu pekat rupanya

I dont know what the future bring, and also how it goes … Kita akan berencana namun selalu ada kejutan di depan sana.

“Bersiaplah dengan skenario-Nya…” Begitu katanya

Baiklah, biarkan saja memori ini menjelajah sekehendaknya, biar secangkir kopi ini yang menemani

Lalu ini yang tetiba menghampiri kopi dan memori malam ini. Apakah ini sebuah pertanda, ataukah hanya kebetulan saja. Bisa saja … 🙂



Kemenangan

Ah, benar saja, Allah tidak akan pernah membiarkan kita merasa sendiri. Saat kita mencari, IA akan menghampiri …

Dan, saat beberapa hari ini saya sedang merasa melayang layang, kebingungan, serasa tak berarah, gamang akan langkah, resah akan masa depan dan berbagai rasa lainnya, entah mengapa malam tadi, saat membuka Al Quran, Allah menghantarkan saya kepada surat ini, Al Fath

1. Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.

2. Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus,

3. Dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).

4. Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana;

5. Agar Dia masukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu menurut Allah suatu keuntungan yang besar,

Tetiba saja hati saya menghangat, serasa ada yang memeluk erat, seraya berkata ” Tenang, semua akan baik baik saja ….”

Setiap ayat, bahkan setiap kata serupa jawaban bagi segala tanya yang tengah melingkar lingkar di pikiran saya

Setiap ayat, bahkan setiap kata serupa penggenap rasa, yang sedang menyelimuti jiwa saya

Setiap ayat, bahkan setiap kata serupa ruang yang tidak lagi hampa, berganti dengan ruang yang penuh dengan asa

Terimakasih ya Allah ….

Bismillah ….

Ibu Bekerja VS Ibu Rumah Tangga

Sebuah perbincangan disebuah grup pertemanan WA yang tadinya penuh dengan canda tawa berubah menjadi perdebatan yang cukup panas ketika perbincangan masuk kedalam topik ini.

Topik tentang ibu rumah tangga dan ibu bekerja, sebuah topik yang sebenarnya sudah lama jadi bahan perbincangan yang tidak ada habisnya.

Perbincangan yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, perbincangan yang bila hanya memakai pandangan yang sempit, maka akan menimbulkan seolah olah kedua kondisi ini selalu bertentangan, seperti kutub utara dan kutub selatan, seperti benar mutlak atau benar salah

Menurut saya keduanya adalah profesi yang MULIA

Ibu rumah tangga, yang mendedikasikan waktu, fikiran, tenaganya untuk mengurus suami dan anak anaknya, secara total. Yang hampir dua puluh empat jam waktunya dipersembahkan untuk keluarganya, bukanlah hal yang sederhana

Walau mungkin sebagian mereka masih ada terbersit keinginan dan memiliki peluang untuk juga tetap bisa bekerja & berkarir di luar sana. Menggunakan ilmu yang ia dapatkan dari semasa sekolah hingga kuliah. Namun, dengan berbagai alasan dan pertimbangan, ia memilih untuk total menjadi ibu rumah tangga. Salute

Ada juga mereka yang memilih untuk berkarir, menambah peran lain diluar peran utama mereka sebagai ibu rumah tangga, baik karena sebuah pilihan ataupun kondisi keharusan

Keharusan bekerja untuk seorang wanita single fighter yang harus menafkahi anak anaknya karena suami nya telah tiada. Seorang istri yang harus bekerja karena suaminya yang sedang sakit tak berdaya, atau ingin membantu perekonimian orangtuanya

Apakah itu berarti mereka menyalahi kodrat mereka sebagai ibu rumah tangga ?

Ah, rasanya tidak bijak juga kita menilai terburu buru seperti itu. Ini bukan mutlak tentang hitam dan putih, benar atau salah, namun ini tentang bagaimana kita melihat dengan pola pandang yang jernih menurutku

Karena ada istri atau ibu diluar sana -yang bekerja- yang jauh di hati kecilnya, ingin selalu ada dirumah, ingin selalu membersamai suami dan anak anaknya, namun karena keadaan mereka “terpaksa” harus menjalani peran lainnya

Rasa rasanya setiap wanita yang matang dan dewasa akan menikmati hal ini ; mendesikasikan seluruh waktunya untuk rumah tangga mereka, karena memang sejatinya fitrah wanita akan betah dirumah & membersamai keluarganya

Atau ada juga para wanita yang memang perannya sangat dibutuhkan oleh banyak orang diluar sana, misalnya dalam dunia kesehatan : dokter, perawat, bidan, dll. Dalam dunia pendidikan ; guru, dosen, dll, yang dibutuhkan pula jiwa dan sentuhan perempuan dalam prosesnya

Bahkan di dunia politik dan pemerintahan yang identik di dominasi oleh pria, saya rasa tetap membutuhkan sosok perempuan disana. Butuh para perempuan yang lembut jiwanya, tajam fikirannya, peduli hatinya, untuk meramu kebijakan kebijakan yang sesuai dengan fitrah, kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan

Lebih jauh dalam membangun peradaban umat manusia pun peran perempuan sangat dibutuhkan, pertama dalam perannya dalam lingkup kecil rumah tangga, juga dalam lingkup kehidupan sosial masyarakat, misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan banyak lagi ruang ruang yang membutuhkan sosok perempuan di dalamnya

Bahkan istri Rosul kita tercinta pun, ada yang mempuyai peran di luar rumah tangganya. Sayidah Khadijah seperti yang kita sudah ketahui mempunyai peran lain, yaitu sebagai seorang saudagar yang handal. Pun, Sayidah Aisyah dalam banyak keterangan bahwa disebutkan bahwa beliau berperan sebagai pendidik bagi umat, banyak mengajar dan belajar, bahkan beliauu pun pernah turun di medan perang.

Maka kini, tidak elok rasanya memberikan lebel salah benar dengan sembarangan, pada ibu rumah tangga ataupun ibu bekerja.

Karena yang terpenting adalah bukan tentang bekerja atau full ibu rumah tangga, tapi yang paling pertama dan utama adalah menyadari bahwa semua pilihan yang diambil adalah sebagai jalan ibadah kita kepada Allah Swt.

Maka peran peran yang kita ambil adalah peran yang benar, baik, dan penuh kebermanfaatan

Kedua adalah tentang bagaimana membagi peran. Termasuk didalamnya tentang membagi waktu dan pikiran dengan cerdas. Peran kita sebagai istri dan ibu dalam sebuah rumah tangga, juga bagaimana mengatur diri sedemikian rupa bila kita mempunyai peran lainnya di luar rumah. Tentunya dengan Ridha suami, sebagai kepala rumah tangga

Karena percayalah, bahwa apapun peran seorang wanita di luar sana, hatinya akan selalu terpaut pada rumah dan keluarganya

Lalu bagaimana dengan keinginan saya yang masih single ini ? hhaa…

Apakah ingin menjadi sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, atau tetap mempunyai peran lain di luar sana ?

Maka jawabannya seperti ini ;

Saya ingin menjadi seorang istri yang membersamai dan mendampingi suami, mendidik anak anak sepenuh jiwa dan hati. Karena ini adalah tugas yang utama.

Dan saya pun masih tetap ingin diberikan izin, ruang, kesempatan dan yang terpenting adalah dukungan dari keluarga, untuk tetap bisa berkarya, melakukan amal soleh, kebaikan dan kebermanfaatan bagi banyak orang, tentunya sesuai dengan porsinya, sesuai dengan fitrahnya

Bukan tentang berambisi ingin mempunyai karir yang bagus, atau perkara finansial, bukan. Bukan juga tentang menuntut kesetaraan gender, karena saya bukanlah seorang feminist, yang menuntut kesetaraan yang sama antara laki laki dan perempuan. Karena saya meyakini bahwa laki laki dan perempuan mempunyai porsinya masing masing, sesuai dengan tuntunan agama juga norma

Ini tentang bagaimana kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk banyak orang di luar sana

Rasa rasanya kita perlu belajar tidak mendikotomi dan memperluas jurang antara ibu bekerja atau ibu rumah tangga. Menjadi merasa paling benar, dan menyalahkan mereka yang memilih jalan berbeda dari kita

Belajar menjadikan keduanya bukan hal yang bertentangan, namun hal yang berasatu padu di kehidupan ini, satu kesatuan ibadah, dalam rangka meraih Ridha dan Cinta-Nya

Fn : Doakan saya ya … 🙂

Bagaimana Ini ….

Bagaimana ini,

Aku Dipuncak Rindu

Rindu Pada Laut Dan Padamu

Kuucapkan Saja

Atau

Kuabaikan Saja

Dapatkah tertawar rindu ini, dengan sepanjat ucap doa

Agar di sebuah musim yang tak sengaja

Kita kembali bertemu bersama

Kenikmatan Dibalik Pandemik

Karena Terkadang Kehilangan Adalah Jalan Mendapatkan Kelimpahan

Selama pandemi ini mungkin diantara banyak yang merasa kehilangan : entah itu kegiatan diluar yang menyenangkan, karier yang sedang di kejar, usaha yang sedang dijalankan, pun pendapatan yang banyak berkurang

Namun kadang kala kehilangan ini adalah jalan untuk kita kembali mendapatkan kenikmatan yang lain, yang lebih penting, sangat penting malahan, namun seringkali tidak kita abaikan dan jarang kita sadari selama ini.

Seperti kebersamaan dengan keluarga, mengenal mereka lebih dekat lagi. Mensyukuri keberadaan mereka, yang selama ini bisa jadi luput dari prioritas kita, berbincang kembali dari hati ke hati.

Bahkan mungkin ini saatnya “mendengar” kembali diri Kita sendiri. Mendengarkan apa yang sedang kita rasakan, apa yang sedang kita mau. Mendengarkan apa yang sebenarnya sedang kita resahkan, dan apa yang benar benar kita inginkan

Karena saat kita sibuk dengan urusan diluar sana, seringkali kita abai dengan diri kita sendiri, lupa mendengar dan merawat jiwa dan diri kita sendiri


Adakah yg merasakan bahwa pandemik ini menjadi lebih dekat dengan keluarga ?

Adakah yg merasakan bahwa pandemik ini membuat kita lebih memperhatikan dan sering berdialog dengan diri sendiri ?

Adakah yang merasakan bahwa pandemik ini menjadikan rasa syukur dan peduli kita makin terasah ?

Adakah yang merasakan bahwa pandemik ini membuat kita makin kuat terhubung dengan Pencipta Kita ?


Semoga segala rasa “kehilangan” apapun yg kita rasakan saat ini tidak ada apa apanya dibandingkan dengan kenikmatan lain yang Allah hadiahkan kepada kita

Hingga kondisi apapun, semoga manjadi jalan Kita lebih dekat, lebih bertakwa, bertawakal, bersyukur kepada-Nya

Jalan jalan sore sama ummi, kegiatan yang lumayan sering kami lakukan akhir2 ini, Alhamdulilah more time for her right now ….

Mungkin ini adalah salah satu cara yang paling sederhana untuk berbakti kepada orang tua, banyak banyak membersamai mereka, mendengarkan cerita mereka, berbincang dari hati ke hati.

Walau masih sangat sangat jauh dari sempurna, namun tak apa. Kita terus memperbaiki diri agar menjadi anak yang bisa berbakti kepada orang tua kita tercinta

Pelari Tipe Apakah Kita ?

Dalam menjalankan sesuatu kita perlu mengetahui sifat, karakter dan kepribadian diri, agar kita bisa mengetahui bagaimana langkah yang akan diambil agar tujuan yang dicita citakan bisa menjadi kenyataan

Dalam mewujudkan impian & cita cita itu seperti sedang manjalankan lomba lari. Kita harus mengetahui terlebih dahulu siapakah diri kita, apakah kita tipe pelari sprint, pelari jangka pendek, pelari jangka panjang atau pelari estafet, karena rupanya setiap jenis nya mempunyai karakter yang berbeda

Bahkan setelah kita mengetahui diri kita, kita pun perlu mengetahui jenis bisnis/organisasi yang akan kita bangun, apakah bisnis yang akan dilakukan dalam jangka pendek saja, dalam suatu priodik tertentu, project berjangka, atau kita sedang membangun bisnis/organisasi yang berjangka panjang, karena tentunya akan berbeda dalam membangun dan mengelolanya.

Saya senang menganalogikan bisnis dengan lomba lari. Misalnya pelari sprint dan jarak pendek, mereka akan lari sekencang kencangnya untuk mencapai garis finish, mengeluarkan segala tenaga nya dalam waktu yang relatif singkat, karena jarak yang ditempuh nya pun pendek, berkisar 100 meter saja. Maka dalam jangka waktu itu, ia akan mengerahkan tenaga dan staminanya sekaligus hingga mencapai garis finish

Pelari model sprint ini, sama halnya dengan bisnis yang memang diniatkan untuk jangka pendek saja, misalnya bisnis yang tujuannya keuntungan cash secara cepat, bulanan misalnya. Maka, bisanya kita benar benar “ngegas” dari awal sampai akhir, agar tujuan jangka pendek tersebut segera tercapai.

Beda halnya dengan lari jangka menengah apalagi jangka panjang, maka kita perlu untuk memikirkan bagaimana strategi yang akan dilakukan. Kita perlu mengatur stamina, mengatur nafas, mengatur waktu kapan saaatnya berlari kencang, saatnya berlari wajar.

Saat kita sedang melakukan lari jangka panjang dengan jarak yang tentunya lebih jauh, tapi kita malahan berlari sprint, maka bukan tidak mungkin tenaga kita sudah habis di pertengahan jalan, sebelum sampai garis finish, karena kita tidak bisa mengatur ritme dalam berlari

Pun saat kita ingin membangun bisnis yang jangka panjang, maka aturlah strategi, bagaimana mengatur diri di titik start, bagaimana mengelola energinya, bagaimana langkah kakinya, apakah kita memilih langkah langkah lebar, atau langkah kecil namun lebih cepat. Mengatur irama kapan waktunya berlari kecil, dan kapan waktunya berlari kencang

Jangan sampai kita tidak bijak, menghabiskan jiwa, raga, tenaga dan emosi yang berlebihan di titik tertentu dalam bisnis kita, kemudian terkuras habis semua energi di tengah perjalanan, dan kelelahan untuk melakukan perjalanan selanjutnya yang sebenarnya masih jauh.

Padahal kita butuh nafas yang panjang, emosi yang stabil, langkah yang bijak untuk menjalankan tujuan jangka panjang tersebut.

Lain ha nya saat kita mempunyai bisnis, organisasi, impian atau cita cita besar yang tentunya di bangun dalam jangka panjang. Cita cita dan tujuan yang tidak kita kerjakan sendiri, tapi dengan sinergi tim, melibatkan banyak orang. Bisnis atau organisasi yang tetap meninggalkan jejak walaupun kita sudah tidak ada. Maka bisa jadi yang kita butuhkan adalah lari secara estafet.

Saat melakukan karya secara estafet, maka kita tidak hanya memikirkan tentang sebarapa cepat kita mampu berlari, namun kita pun perlu memikirkan bagaimana tim kita, bagaimana kekuatan mereka, bagaimana bersepakat untuk mengatur langkah dan startegi, bagaimana mengatur jarak tempuh masing masing, bagaimana kita cerdas dalam berbagi peran dan tanggung jawab.

Karena, bila kita mempunyai impian, visi, cita cita dan tujuan yang besar, dan tentunya menepuh jarak waktu yang jauh, maka mustahil kita berlari sprint sendirian, kita butuh rekan, kita butuh teman, kita butuh kawan seperjuangan yang akan memastikan kita menyentuh garis finish dengan upaya bersama. Kita butuh strategi, langkah langkah yang terukur, pembagian tugas yang tepat, juga kemufakatan

Fahami diri, kenali organisasi, adalah langkah awal untuk mencapai tujuan

Maka, sebelum melangkah dan berlari lebih jauh, pastikan “pelari” tipe apakah kita, apakah tipe pelari sprint dan jangka pendek, yang mempunyai speed tinggi, apakah pelari jangka panjang yang bisa membuat strategi terukur untuk diri sendiri, ataukah kita tipe pelari estafet yang akan mau untuk beragi peran, untuk mencapai tujuan yang jauh dan jangka panjang

Pun dengan organisasi atau bisnis yang sedang kita jalankan, apakah ini akan menjadi bisnis lone ranger, yang akan kita jalankan sendirian saja, karena memang tujuan nya jangka pendek saja. Atau kita akan menjadikan bisnis atau organisasi jangka panjang yang jauh perjalanannya, besar impiannya, yang membutuhkan banyak orang untuk menjalankannya

Maka, luangkan ruang dan waktu untuk mengenali siapa diri kira, bisnis dan organisasi apa yang sedang kita bangun, tim seperti apa yang akan kita butuhkan, agar cita cita dan tujuan kita dapat tercapai

Bandung Juni Ke Sepuluh

Semoga Bermanfaat

Fn : Writing is learning. Menulis adalah proses belajar dan memahami diri, juga media berbagi