Saya terkadang sedikit tidak sefaham dengan orang orang yang selalu mengatakan “sudah lah, berfikir positif saja!”ketika terjadi sesuatu peristiwa atau fenomena. Walaupun peristiwa atau fenomena yang terjadi adalah sesuatu yang buruk atau salah.
IMHO sesuatu yang buruk, harus diterima sebagai hal yang buruk terlebih dahulu. Sesuatu yang tidak benar, harus kita akui sebagai sesuatu hal yang memang salah. Berfikir positif tidak berarti memperkenankan kita seketika menganggap baik apa yang sebenarnya buruk, membenarkan apa yang sebenarnya salah, menawarnya dengan kalimat “sudahlah, berfikir positif saja !”
Berfikir positif pun harus di tempatkan sesuai dengan porsinya. Tidak semua serta merta selesai dengan berfikir positif. Menempatkan berfikir positif atas sesuatu permasalahan, tanpa berusaha mencari apa akar masalah, dan bagaimana menyelesaikannya, saya rasa hal itu adalah hal yang tidak tepat, naif.
Mengaggungkan berfikir positif misalnya, ketika kita mengalami kegagalan, tanpa mencari tahu kenapa kita gagal, apa penyebabnya, apa yang harus diperbaiki, adalah sesuatu kekeliruan.
Menanggapi kedzaliman yang terjadi di sekitar kita, dengan berkata “sudahlah, berfikir positif saja!” Adalah sebuah kesalahan fatal. Karena akhirnya kita menjadi manusia yang tidak rasional, tidak mau berfikir logis, sesuai fakta.
Berfikir positif adalah sebuah hal yang baik, ketika bisa kita tempatkan sesuai dengan, waktu, peristiwa, fenomenanya. Berfikir positif adalah ketika kita bisa mengambil hikmah -atas hal yang buruk atau yang baik – atas sebuah peristiwa , mampu mengambil tindakan yang bijaksana, dan mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Karena tidak semua peristiwa, tidak semua selesai dengan kalimat “sudahlah, berfikir positif saja !”
Semua ada tempatnya,
Semua ada waktunya,
Bijaksanalah ….
Kadang untuk berfikir positif, tidak semudah yang dibayangkan. 😦
LikeLiked by 1 person