Di suatu sore yang cerah, ketika usai berbelanja dan mengelurkan sejumlah uang tiba tiba terfikir hal ini. Tentang uang ….
Dan sepanjang perjalanan pulang saya terus berfikir tentang hal ini
Kalau difikir fikir, uang itu – baik uang fisik atau uang digital – akan selalu datang dan pergi. Pagi bisa dapat transferan, sore atau malam bisa tinggal sisaan. Puluhan lembar ratusan ribu yang susah payah kita usahakan, bisa habis dalam hitungan minggu, hari atau jam …
Berapa pun uang yang kita punya, pada akhirnya akan habis, kepada apapun uang itu diperuntukan. Baik untuk kebutuhan pribadi, keluarga, bayar hutang, membayar cicilan, zakat-infaq-sedakah, memenuhi kebutuhan, di tabung-di investasikan atau hanya sekedar memuaskan keinginan.
Ia bagaikan air di arus sungai, ia akan datang untuk pergi ….
Bila uang hanya dihabiskan pada hal hal jangka pendek, seperti makanan atauu pakaian, atau semacamnya, maka uang yang telah susah payah kita cari itu seakan tidak ada artinya. Setidaknya hal ini yang sedang terlintas pada diri saya akhir akhir ini
Kenapa ? karena semahal apapun pakaian maka ujung ujungnya biasanya berakhir menjadi lap di lantai. Semahal atau se enak enak nya makanan, semahal mahal nya tempat tongkrongan dimana kita makan, maka ujungnya – maaf – akan berakhir menjadi kotoran. Bukan, ini bukan tentang ” nyinyir ” kepada siapa pun juga. Ini sedang merenungi diri, tentang bagaimana sikap kita – terutama saya – terhadap uang.
Bila uang yang susah payah kita usahakan dan kumpulkan tersebut, habis pada hal hal kebendaan yang juga akan hilang atau kemudian tidak berarti lagi, maka apa arti dari kesusah payahan kita mengumpulkannya ?
Pergi pagi – pulang malam … kurang tidur, kurang istirahat. Badan remuk redam, badan sakit sakitan, keluarga banyak kita tinggalkan …
Lalu berbagai “penderitaan” itu yang kita dapatkan hanya semata kepuasan akan makanan, pakaian dan kesenangan sesaat . Ahh… tidakkkk …. rasanya diri kita pantas mendapatkan lebih dari itu …
—-
Bila uang – baik sedikit atau banyak – itu pasti habis, maka tugas kita lah yang menentukan apakah uang tersebut akan habis untuk hal hal konsumtif, sesaat, keinginan belaka, penampilan, gengsi dan rasa kenyang semata.
Atau uang itu –sekali lagi, baik sedikit atau banyak– kita gunakan untuk sesuatu yang menambah nilai pada diri kita, membuat kita lebih produktif, membuat kita lebih cerdas, membuat kita bertambah catatan amal baiknya, membuat kita menjadi lebih berkualitas, dan membuat kita lebih bersyukur …
Sesederhana pilihan berikut ini :
Ketika kamu mempunyai uang 100 ribu. Kemanakah uang tersebut kamu habisakan ?
– Nonton film terbaru dan jajan makan, atau membeli buku terbaru yang penuh dengan ilmu …
– Membeli lipstik keluaran terbaru atau ikut seminar pengembangan diri …
– Membeli segelas kopi dan nongkrong di kedai kopi terkenal atau untuk ongkos kita bersilaturahmi dengan sanak saudara kita …
Kadang dan seringkali kita dihadapkan pada pilihan pilihan saat menggunakan uang. Betulll ….. ?
—-
Maka, kalau begitu bukan uang yang berharga, tapi kepada apa uang tersebut di “belanjakan” lah keberhargaan yang sebenarnya
Kesimpulan itu yang akhirnya saya dapatkan sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Pada diri kita lah bagaimana uang tersebut akan berakhir, apakah akan habis begitu saja, tidak menyisakan hal berharga pada diri kita. Atau uang tersebut adalah “alat” yang akan menambah “nilai” pada diri kita sebagai seorang manusia …
Juni Pertama, di 2019
Salam Hangat Dari Kota Bandung ^^