Aku sudah duduk disini dalam dua kali enam puluh menit, hanya duduk saja, sambil sesekali membaca buku yang tak kunjung usai ku baca. Sebenarnya buku ini hanya pengalihan saja, agar aku tak terlihat sebegitu terpaku yang di tempat ini.
Sore ini sore yang begitu teduh, angin berhembus membelai pepohonan, hingga pepohonan seperti saling berbisik. Aku pun sama, menikmati laluan angin sore yang bergantian menyentuh wajah ini.
Aku pejamkan mata sedetik itu, detik dimana angin sore seperti ingin menyampaikan bahwa ia ada. Seakan akan ia pun ikut menikmati sore yang teduh ini.
Lebih dari dua kali enam puluh menit, aku masih di bangku ini, bangku yang menghadap lempengan lempengan besi abu abu yang tak pernah kita tau dimana ujung nya. Gerbong gerbong berjajaran menunggu giliran kepergian. Orang orang berdatang dan bepergi saling berganti.
Wajah lelah, wajah bahagia, wajah rindu.
” Hei sudah lama “ Suaramu membuyarkan lamunku
” Lumayan …”
” Kamu mau pergi ? “
“ Engga, aku hanya ingin menikmati sore ini di sini ” aku perlihatkan buku yang sudah dari tadi ada dalam genggamanku
” Kali ini, buku mu hanya kamuflase saja ” jawabmu terkekeh
Aku tak menjawab, hanya sedikit tergelak, tanda mengiyakan
” Ada yang sedang kamu fikirkan ? ” tanyamu
” Tidak ada yang terlalu serius sih …, hanya ingin menikmati suasana disini saja, aku suka. Stasiun kereta menyimpan romantisme yang berbeda ”
Satu rangkaian kereta melintas di depan kita, kereta dari Surabaya. Tak lama orang orang berganti menuruni gerbongnya, dengan berbagai barang bawaannya. Ya … ada wajah lelah, ada wajah bahagia, ada wajah rindu ….
“ Mereka akan segera bertemu keluarga tercinta, sahabat lama atau mungkin ada yang sedang menjuangkan cinta ” tiba tiba saja aku berkata seperti itu
” Kamu rindu dia … ?? ” Tanyamu, tak lama setelah kalimatku usai
“ Entah, yang aku tau, setiap aku melihat kesana, aku berharap dia yang turun dari gerbong itu...”
” Naka apakah itu rindu ….. “ kalimatku terhenti hanya sampai disitu. Dan kemudian aku pun terdiam lagi menikmati sapaan angin sore yang semakin mendingin.
Kau pun merapatkan jaket mu,
” Rindu mu akan segera terjawab. ya .. waktu yang akan menjawabnya. Atau mungkin kau yang akan menjawab nya sendiri, kau yang harus mencari tau, bagaimana ujung rindumu ...”
” Bila ia takdirmu, dia yang akan menemuimu, tanpa harus kau menunggu … ” ujarmu sambil tersenyum
” Aku pulang, sudah semakin sore, dingin disini, bila kau masih mau disini tak apa, kau tau bagaimana menghadapinya, sabarlah dan bijaksanalah …”
“ Terimakasih ….” senyumku melepas kepergianmu