Bersaing dengan diri sendiri lebih berat dibandingkan dengan bersaing dengan orang lain
Benar adanya, persaingan sesungguhnya adalah dikala kita bersaing dengan diri sendiri. Bersaing dengan “our dark side” . Sisi yang pasti ada dalam setiap diri manusia. Menaklukan sisi buruk kita, yang kadangkala ia begitu bersemangat untuk mengalahkan sisi benderang kita.
Bersaing hampir selalu di identikan dengan bagaimana orang yang satu mengungguli yang lain. Sebab, dari kecil pun kita diajarkan untuk belajar untuk sebuah kompetisi, untuk menjadi juara. “Belajar lah nak, agar menjadi juara satu”
Padahal sesungguhnya -dalam hidup- kita sedang berkompetisi dan bersaing dengan diri kita sendiri. Bersaing dengan kita di masa lalu, agar kita lebih berkualitas di masa kini, dan kemudian di masa depan. Bersaing dengan diri kita sendiri, atas diri kita sendiri.
Bersaing dengan kemalasan, bersaing dengan keengganan berubah, bersaing dengan kebiasan buruk, bersaing dengan penundaan, bersaing dengan kejumudan, bersaing dengan kepuasan dan prestasi masa lalu, bersaing dengan keegosian dan kebanggaan diri, bersaing dengan keengganan untuk berubah, bersaing dengan rasa mudah menyerah.
Sudah kah kita menyadarinya ? bahwa persaingan adalah bukan tentang mengalahkan orang lain, bukan tentang mengungguli orang lain, bukan tentang menjadi yang pertama, namun tentang penaklukan diri kita sendiri
Memahami bahwa kita sedang bersaing dengan diri sendiri adalah proses internalisasi, sebaliknya, saat kita memahami bahwa bersaing adalah dengan orang lain, maka kita akan sibuk melihat apa yang dilakukan oleh orang lain, sibuk dengan kelebihan atau kekurangan orang lain, dan mencari tahu bagaimana mengalahkanya. Sehingga saat kita sibuk melihat keluar, kita abai untuk melihat kedalam.
Padahal di dalam, banyak kecemerlangan yang menunggu untuk ditemukan …
Kita abai menggalinya, karena kita sibuk ingin mengungguli orang lain, sibuk untuk terlihat pantas seperti orang lain, atau bahkan ingin menjadi sepeti orang lain.
Padahal kemenangan yang sesungguhnya adalah ketik kita mampu bersaing dengan diri kit sendiri, ketika kita mampu mengungguli diri kita sendiri
Kabar baiknya, ketika sadar saingainnya adalah diri kita sendiri, kita akan lebih peka membaca diri, meraba diri, mencermin diri, mengevaluasi diri, kemudian bijak dalam memilih langkah, berani untuk memilih dan memutuskan apa yang baik dan apa yang buruk.
Mengerti bahwa kita sedang bersaing dengan diri sendiri, berarti kita akan mampu untuk menundukan sisi gelap dalam diri kita, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih berkualiats dari waktu ke waktu, agar menang sisi benderang, agar nampak mutiara cemerlang dalam diri kita…
Itulah kompetisi yang sesungguhnya.
Maka mari kita mengadapi persaingan ini, persaingan berat ini, persaingan yang hampir terjadi setiap hari, tiap waktu, bukan diluar sana, namun dekat dalam diri, diri kita sendiri.
Betul sekali bersaing dengan diri kita sendiri tetapi berkaitan dengan persaingan keluar lebih kompleks, untuk kegiatan bianis, ada faktor modal, keahlian, perilaku konsumen, pemasaran dan lain-lain, mohon pencerahannya? terima kasih, salam
LikeLiked by 1 person