Sinkronisasi Do’a

Semua manusia pasti ingin do’a ny terkabul, ingin setiap  harapnya terwujud, semua cita terlaksana. Semua do’a dan segala harap pasti baik, pasti memuliakan. Tak ada manusia yang hidup hati dan akalnya, berharap agar do’a do’a baiknya tidak terkabul. Setiap do’a dan harap pasti ingin terjawab dengan YA !

Namun kadang, lapisan do’a itu tidak kunjung terwujud. Walau telah habis segala jenis barisan doa, dan telah terkuras segala ikhitar usaha dan daya upaya.

Lalu, apa yang salah ?

Mungkin, ini karena kita tidak mengsingkronkan do’a dengan perbuatan kita, menyelaraskan doa dengan hati, jiwa dan raga kita

Maksudnya begini …

Suatu saat kita sedang resah gelisah, karena sebuah permasalahan. Misalnya kita sedang dilanda kesulitan keuangan, masalah pekerjaan, jodoh atau semacamnya. Maka, pasti do’a do’a kita adalah do’a agar memperoleh kelapangan rizki, agar bisa terlepas  diri kita dari beban hutang, agar ditunjukan jalan pekerjaan, agar di datangkan jodoh impian. Rangakaian do’a pun telah lengkap terucapkan, di sujud sujud kita, di waktu waktu mustajab dan sebagainya.

Namun setelah itu, laku kita, tidak mencerminkan do’a kita …

Do’a adalah wujud optimisme kita sebagai manusia, bahwa akan hadir pertolongan dari Nya. Do’a adalah secercah harap, bahwa segela resah akan berakhir, bahwa setelah gelisah akan ada cahaya …

Seharusnya setelah berdo’a itu kita tegap berdiri, yakin bahwa Allah akan mengabulkan do’a kita, Allah akan memberikan jalan jalan peluang rizki, Allah akan memberikan rizki pada saat yang tepat, dan dari arah yang tidak disangka sangka.

Namun sayangnya setelah berdo’a, seringkali kita masih membiarkan hati diliputi resah, fikiran kita masih penuh lara, melayang layang diliputi pesimisme, aura tubuh negatif, lemas, tidak bersemangat, tidak bergairah, down, gloomy, seakan akan do’a do’a itu jauh dari terkabul. Masih saja memelihara gundah gulana.

Walaupun kita berikhitar,  bekerja dengan sekeras kerasanya, tapi ikhitiar itu tidak “lepas”, fikiran kita masih di luputi ketakutan dan keresahan, bahkan muncul pertanyaan, apakah doa saya benar benar akan dikabulkan ?

Padahal, bila kita yakin kepada Pencipta kita – Allah Swt- Sang Pemilik Segalanya, Sang Pengabul Do’a. Maka setelah berdo’a maka hati kita akan tenang, fikiran kita akan jernih, api semangat di jiwa akan membara, wajah kita akan mencerah, tubuh kita akan tegap penuh dengan energi, aura diri positif, wajah bercahaya, karena kita yakin lembaran do’a kita yang telah tersampaikan, dikabulkan.

Mempercayakan Do’a Kita Kepada-Nya, Berbaik Sangka Pada-Nya

Memang tidak mudah, namun  bisa kita usahakan

Mengsinkronkan do’a, berarti meyelaraskan apa isi do’a kita dengan perbuatan kita, dengan laku sehari hari kita, dengan pola pikir kita, dengan cara berjalan kita, dengan cara berbicara kita, dengan lisan kita, dengan optimisme di hati kita.

Bukan hanya tentang mengimbangi nya dengan kerja dan ikhitiar atau semacamnya, tapi bagaimana menyelaraskan Do’a, dengan hati, fikiran dan raga kita.

***

Fn : Sebuah catatan dan nasihat buat diri sendiri, yang terkadang masih tidak “singkron” dalam berdoa. Semoga bermanfaat, Saling mendoakan yaaa...

Selamat Malam,

Salam hangat dari kota Bandung, yang lagi panas

Nuriska

 

 

 

Leave a comment