Perlukah Mengetahui Banyak Hal ?

Banyak yang beranggapan bahwa kita perlu mengetahui banyak hal. Namun yang saya sadari saaat ini bahwa terkadang terlalu banyak tahu, membuat kita menjadi kontra produktif.

Di zaman yang dimana akses informasi begitu deras tiada henti masuk kedalam diri kita, baik sadar ataupun tidak sadar, baik disengaja atau tidak disengaja. Mata dan telinga kita serasa di bombardir dengan berbagai informasi, berita, atau apapun itu. Sebagian barangkali kita butuhkan, namun seringkali informasi atau berita tersebut tidak sama sekali kita butuhkan.

Tapi anehnya apa yang tidak kita butuhkan itu, adalah apa yang kita “senang” untuk mencari berulang ulang, misalnya terlalu banyak mengetahui berita,  terlalu banyak scrolling feed medsos, terlalu banyak memantau status teman, konten konten gosip,  terlalu banyak mengetahui apa yang dilakukan orang lain, bagaimana hidup mereka, bagaimana pencapaian mereka, dsb …

Atau barangkali kita terlalu banyak percakapan dengan yang tidak ada tujuannya, hanya membahas perkara ini itu, peristiwa acak yang seringkali tidak ada hubunganya dengan karya karya kita. Percakapan yang tidak membawa banyak manfaat, bahkan sebenarnya membawa mudharat.

Ini bukan hanya tentang waktu yang terbuang, namun tentang bagaimana berbagai informasi tersebut banyak mengkonsumsi otak kita. Infomasi yang terlalu banyak, acak dan tak beraturan itu tanpa disadari banyak memapar, menyedot, mengambil porsi dan ruang kapasitas otak kita.

Otak kita mempunyai kapasitas untuk memikirkan sesuatu. Apabila otak kita dipenuhi  hanya dengan informasi dan pembahasan yang telalu banyak, acak, dan tak beraturan maka otak kita tidak mempunyai “tenaga” lagi untuk memikirkan fokus atas hal hal yang lebih dalam , lebih berkualitas dan lebih jangka panjang.

Terlalu banyak tahu ini pun tidak hanya tentang informasi yang ada di media sosial, kadang berupa pengetahuan yang “terlalu banyak” kita konsumsi. Hingga fokus kita kadang kepada mengumpulkan informasi, bukan menjalankan apa yang harus kita kerjakan.

Istilahnya ilmu bulan kemarin belum di praktekan, atau belum kita bagikan kembali, kita sudah menumpuk “otak” kita dengan ilmu lainnya. Hingga kita kadang bingung ; “Mana dulu nihh yang mau dikerjain …” hhee ada yang pernah ngalamin ?

Atau kabar tentang apa pencapaian saudara, teman atau lingkungan sekitar. Terlalu banyak tahu kabar tentang orang lain, kadang juga tidak sehat. Karena kemudian kita menjadi terlalu memikirkan hidup orang lain, atau kita menjadi tenggelam dalam membanding bandingkan hidup kita dengan mereka.

Dalam kadarnya “Mengetahui Banyak Hal” atau mempunyai pengetahuan yang luas, bisa jadi baik, bisa menjadi sumberi inspirasi dan  menjadi sumber kebermanfaatan. Namun apa bila sudah berlebihan atau malah yang  kita tahu  tersebut adalah hal yang sifatnya hanya “Sampah” maka itu bisa jadi bomerang bagi diri kita.

Alih alih mencari energi atau agar lebih termotivasi ketika mengetahui  banyak hal atau melihat pencapaian dan kehidupan orang lain, yang kita dapatkan adalah demotivasi dan akhirnya menjadi kontraprodukif.

Sekali lagi, kapasitas otak kita bisa “tidak terbatas” dalam menerima paparan informasi, namun otak kita mempunyai batasan dalam memikirkan sesuatu lebih dalam, lebih fokus, dan lebih bertujuan.

Informasi yang cukup, apabila kita mampu untuk mengelolanya, maka akan membawa efek yang baik untuk diri kita. Maka berhati hatilah atas  ilmu, pengetahuan, infromasi yang dikonsumsi, karena tidak semuanya bermanfaat  atau malah bisa jadi merugikan diri kita.

Berfokus untuk memperdalam ilmu yang kita butuhkan, pada tugas, kewajiban, peran dan panggilan hidup kita. Selektif adalah hal yang harus kita lakukan, salah satu nya tentang apa yang perlu diketahui dan apa yang tidak perlu diketahui. 

Beranilah untuk tegas pada diri kita untuk tegas berkata pada diri : NO atau STOP, ketika sesuatu yang tidak banyak membawa manfaat pada diri kita, atau bahkan membawa mudzarat kepada diri kita.

Tidak mudah memang, namun disitulah letak perjuangannya, agar kita mampu menjadi manusia yang produktif, berdaya dan bermanfaat

Yes its true :

Sometimes its better to KNOW LESS then we can DO MORE

 

#SebuahNasihatUntukDiriSendiri

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s